Jumat 19 Oct 2018 01:17 WIB

Kapal Riset BPPT Terus Kaji Topografi Dasar Laut Sulteng

Nantinya hasil survei akan disampaikan kepada instansi terkait

Peta Sulawesi
Foto: Wikipedia
Peta Sulawesi

REPUBLIKA.CO.ID,  JAKARTA -- Kapal Riset Baruna Jaya I Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT) hingga kini masih melakukan operasi Survey Bakti Teknologi untuk mengetahui kondisi terakhir dasar laut (seabed) pasca adanya Gempa dan Tsunami di wilayah Sulawesi Tengah. Hal ini dilakukan untuk mengetahui topografi dasar laut menyusul fenomena bencana gempa bumi dan tsunami yang melanda Palu dan Donggala.

Deputi Teknologi Pengembangan Sumberdaya Alam BPPT, Hammam Riza menyampaikan hingga hari ke-17 pelaksanaan survei bakti teknologi ini, tim BPPT telah melakukan beberapa kegiatan sosial maupun survei.

"Tim kami juga telah melakukan kegiatan sosial, juga telah memetakan batimetri laut dalam, di perairan teluk Palu-Donggala dan di sebelah utara Teluk. Survei ini untuk mengetahui topografi dasar laut pasca gempa dan tsunami di Donggala-Palu," ungkap Hammam melalui pesan tertulis kepada Republika.co.id, Kamis (18/10).

Selain itu, lanjut Hammam. tim juga telah bisa mengakuisisi data CTD atau Conductivity Temperature Dept yang berguna untuk mengetahui konduktivitas, temperatur, dan tekanan di dasar laut, sesuai dengan lokasi yang sudah ditentukan. Pengambilan data visual dasar laut melalui wahana ROV (Remotely operated vehicles (ROV) di Perairan Teluk Palu juga tengah dilakukan.

"Nantinya hasil survei akan disampaikan kepada instansi terkait untuk memberikan penguatan dalam upaya rehabilitasi dan rekonstruksi. Sekaligus mempersiapkan upaya perbaikan mitigasi dan kesiapsiagaan terhadap bencana," ujar dia.

Ketua Tim Operasi KR Baruna Jaya I, Tris Handoyo menyampaikan dalam operasi Survey Bakti Teknologi ini, BPPT juga melakukan Survei Batimetri guna mengetahui dan mempelajari fenomena di bawah laut  pasca terjadinya gempa dan tsunami di Palu dan Donggala.

"Diharapkan hasil survei ini mampu memberi gambaran seutuhnya terkait fenomena apa yang terjadi saat gempa Palu, sehingga kedepan langkah mitigasi bencana dapat dilakukan dengan lebih optimal," jelas dia.

Tim BPPT dalam pelaksanaan survei ini terdiri dari berbagai bidang kepakaran, yakni Geologi, Geodesi, Kelautan maupun Kebencanaan. Adapun tim ini diisi 11 pakar  yang merupakan sinergi dari berbagai instansi seperti BPPT, LIPI, Universitas Hassanuddin dan Universitas Tandulako, Palu, yang dikoordinasi oleh Dr Udrekh sebagai penanggung jawab kegiatan riset ini. Sementara jumlah total personil yang melakukan survei bakti teknologi ini sebanyak 55 orang termasuk anak buah kapal (ABK) KR Baruna Jaya I BPPT.

Survei ini juga merupakan rangkaian dari giat Bakti sosial, yang dilaksanakan bersama Kemenko Kemaritiman dan IAITB. Bakti sosial untuk Palu ini juga menggunakan Kapal Riset Baruna Jaya I, yang mengangkut 200 ton sumbangan dari berbagai Kementerian dan Lembaga seperti Ristekdikti, BUMN dan bantuan organisasi masyarakat.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement