Kamis 18 Oct 2018 18:00 WIB

KSAL Apresiasi Dua Buku Karya Ade Supandi

KSAL menilai pengabdian prajurit tak hanya lewat militer, tetapi juga menulis buku

Rep: Erik Purnama Putra/ Red: Ichsan Emrald Alamsyah
Laksamana (Purn) Ade Supandi
Foto: ERIK PURNAMA PUTRA/REPUBLIKA
Laksamana (Purn) Ade Supandi

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Aktivitas Laksamana (Purn) Ade Supandi selepas tidak menjadi Kepala Staf Angkatan Laut (KSAL/Kasal) ternyata disibukkan dengan menulis. Berselang lima bulan usai menjalani masa pensiun, Ade meluncurkan dua buku sekaligus yang dilakukan di Balai Samudra, Kelapa Gading, Jakarta Utara pada Kamis (18/10). 

Buku pertama berjudul Fondasi Negara Maritim dan Kasal Kedua dari Tanah Pasundan. Hadir dalam peluncuran buku tersebut, yaitu KSAL Laksamana Siwi Sukma Adji, Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi, dan segenap perwira tinggi (pati) TNI AL, AU, dan AD.

Dalam sambutannya, Laksamana Siwi mengapresiasi pencapaian yang dilakukan seniornya tersebut. Dia menilai, pengabdian Ade terus berlanjut, meski sudah tak aktif di militer dengan membagikan ilmunya lewat buku. 

Menurut dia, Ade telah memberikan kontrubisi nyata dalam dunia pendidikan, khususnya kemaritiman melalui buku yang ditulisnya. "Untuk itu, saya sampaikan apresiasi setinggi-tingginya, buku ini sebagai sumbangsih pemikiran kepada kita bersama," ujar Siwi.

Siwi mengutip sebuah pepatah yang menyebutkan, hidup tanpa buku seperti ruang gelap. Karena itu, setiap manusia bisa melihat isi dunia hanya cukup dengan membaca halaman dalam buku. Dia pun kagum, Ade memilih menghasilkan karya berupa buku agar dapat dinikmati generasi mendatang, yang ingin belajar tentang dunia kemaritiman. "Dua buku ini merupakan cakrawala untuk membangun bangsa maritim yang kuat. Jadi buku ini sangat penting," ujar Siwi.

Ade yang merupakan KSAL kedua dari Tanah Sunda setelah RE Martadinata menuturkan, kajian tentang kemaritiman di Indonesia masih minim. Dia merasa miris, Indonesia yang wilayahnya terdiri dua pertiga lautan, namun masih kekurangan literarut tentang maritim. Padahal, seharusnya negeri ini yang bercorak kemaritiman tidak boleh kalah dengan negara lain dalam penguasaan ilmu kelautan.

“Betapa miskinnya kita dengan buku-buku yang berisi maritim," ujar Ade yang merupakan KSAL ke-25.

Ade pun mengajak juniornya di TNI AL untuk ikut membuat buku agar menambah referensi bagi ilmu kemaritiman. Dia mengambil contoh, para pimpinan AL di Amerika Serikat yang kerap menulis buku tentang dunia lautan.

Padahal, Negeri Paman Sam itu diketahui merupakan negara bercorak kontinental, namun menaruh perhatian besar kepada kemaritiman. “Saya dulu menggalakkan buat kita semua untuk nulis buku,” ungkapnya. 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement