Kamis 18 Oct 2018 14:25 WIB

TNI Dirikan Tenda Darurat untuk Sekolah di Sigi

Prasarana pendidikan perlu dibangun kembali agar kegiatan belajar kembali dilakukan.

Rep: Ronggo Astungkoro/ Red: Friska Yolanda
Satu keluarga berdiri di depan rumahnya yang rubuh di  wilayah Petobo, Kabupaten Sigi, Sulawesi Tengah, Kamis (11/10).
Foto: Darmawan / Republika
Satu keluarga berdiri di depan rumahnya yang rubuh di wilayah Petobo, Kabupaten Sigi, Sulawesi Tengah, Kamis (11/10).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Komando Tugas Gabungan Terpadu (Kogasgabpad) mendirikan tenda untuk sekolah darurat di Desa Karawana, Dolo, Sigi, Sulawesi Tengah (Sulteng), Kamis (18/10). Nantinya, tenda ini akan digunakan oleh murid-murid Sekolah Dasar Negeri (SDN) 05 Dolo yang gedung sekolahnya terkena dampak gempa bumi berkekuatan 7,4 skala richter beberapa waktu lalu.

"Ini bertujuan untuk membantu kesulitan yang dialami masyarakat pasca kejadian bencana gempa bumi di wilayah Kabupaten Sigi. Salah satu dari bantuan yang diberikan adalah mendirikan tenda-tenda kelas darurat yang akan digunakan sebagai sarana belajar-mengajar," ujar Lettu Inf Daud Sampe yang memimpin pendirian tenda tersebut dalam keterangan persnya, Kamis (18/10).

Pembuatan tenda sekolah darurat ini diperuntukan bagi murid-murid SDN 05 Dolo yang terkena dampak dari gempa bumi berkekuatan 7,4 skala richter beberapa waktu yang lalu. Efek dari gempa tersebut membuat gedung sekolah yang mereka gunakan sebagai sarana belajar-mengajar menjadi terhenti untuk beberapa saat. 

"Tugas kami membantu bagaimana anak-anak kita khususnya terkena bencana gempa dimana gedung-gedung sekolah yang hancur agar mereka bisa menerima pendidikan dengan baik," jelasnya.

Dengan didirikannya tenda-tenda darurat sebagai sarana untuk proses belajar-mengajar ini diharapkan dapat membuat anak-anak tertinggal pelajaran. Hal itu mengingat kejadian gempa bumi sudah terjadi lebih dari tiga pekan yang lalu, yakni pada Jumat (28/9).

Lebih lanjut Daud mengatakan, TNI tidak hanya membantu dalam bidang pendidikan saja tetapi kesulitan masyarakat yang lainnya juga sudah dilakukan dan sedang dilaksanakan. Pelaksanaan itu di antaranya pendistribusian logistik, normalisasi jalan, pendirian tenda pengungsi, pembuatan sarana Mandi Cuci kakus (MCK) dan lain-lain.

"Apa yang kami lihat akan kami kerjakan, supaya kegiatan rutinitas warga bisa berjalan normal kembali, walaupun dalam kondisi yang keterbatasan seperti sekarang ini," kata dia.

Sebelumnya, Panglima Kogasgabpad, Mayjen TNI Tri Suwandono, mengajak masyarakat terdampak bencana alam gempa bumi dan tsunami di Sulteng untuk menyiapkan anak-anaknya kembali sekolah. Sarana dan prasarana pendidikan pun ia harap segera diperbaiki.

"Janganlah kita terlalu larut dalam kesedihan. Mari kita ajak anak-anak kita kembali bersekolah agar mereka dapat berinteraksi dengan teman-temannya seperti sedia kala," ujar Tri dalam keterangan tertulisnya, Senin (15/10).

Menurut dia, sarana dan prasarana pendidikan harus segera diperbaiki. Itu perlu dilaksanakan agar anak-anak dapat kembali mengikuti proses belajar mengajar karena pendidikan merupakan kebutuhan yang sangat penting bagi anak-anak demi masa depannya.

Tri menambahkan, gempa bumi dan tsunami mengakibatkan banyak sarana dan prasarana pendidikan di Kota Palu, Kabupaten Donggala, dan Sigi mengalami kerusakan. Ditambah lagi, lanjut dia, rasa trauma yang dialami para murid membuat kegiatan belajar-mengajar terhenti.

Baca juga, Mendes: Pembangunan Sigi, Dimulai dari Nol Lagi

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement