Selasa 16 Oct 2018 20:11 WIB

YBM PLN Bantu Sekolah Darurat di Masjid Agung Palu

Sedikitnya 100 paket peralatan sekolah disiapkan untuk murid sekolah darurat di Palu.

Rep: Ronggo Astungkoro/ Red: Andi Nur Aminah
Ibu Kepala Sekolah SD Negeri 2 Tatura Palu Sulawesi Tengah Nirwana Novitasari, memberikan arahan kepada sejumlah siswa dan siswinya yang hadir di sekolah, Senin (15/10).
Foto: Darmawan / Republika
Ibu Kepala Sekolah SD Negeri 2 Tatura Palu Sulawesi Tengah Nirwana Novitasari, memberikan arahan kepada sejumlah siswa dan siswinya yang hadir di sekolah, Senin (15/10).

REPUBLIKA.CO.ID, PALU -- Yayasan Baitul Maal (YBM) PLN berkolaborasi dengan Dongeng Ceria membangun sekolah darurat di halaman Masjid Agung Palu, Sulawesi Tengah (Sulteng). YBM PLN juga memberikan setidaknya 100 paket peralatan sekolah kepada murid sekolah darurat di sana.

"Kami berkolaborasi dengan Dongeng Ceria. Pertama, dari proses pendiriannya berupa tenda pleton di titik awal pelaksanaan sekolah darurat itu di halaman Masjid Agung Palu," jelas Deputi Direktur YBM PLN Pusat, Salman Al Farisi, di Palu, Sulteng, Senin (16/10).

Berikutnya, Salman mengatakan, YBM PLN juga akan membantu dalam urusan logistik untuk guru-guru yang mengajar di sekolah darurat tersebut. Sementara ini, mereka memberikan 50 paket logistik yang mana salah satu isinya adalah beras 5 kg. "Ke depan kita akan berikan school kit, sedikitnya ada 100 paket sekolah untuk siswa sekolah darurat. Isinya tas, buku, alat tulis, dan sebagainya," ujar Salman.

Dia menerangkan, YBM PLN turut membantu dalam bidang pendidikan karena melihat hak dasar anak yang hilang pascabencana gempa bumi dan tsunami di Sulteng. Setidaknya, sudah lebih dari 18 hari mereka tidak mendapatkan pendidikan yang biasa mereka dapatkan sebelum bencana.

"Secara tidak langsung, sudah 18 hari hak anak tercerabut dengan adanya musibah ini. Di mana setiap pagi mereka seharusnya belajar, tapi menjadi tidak ada lagi," terangnya.

Selain itu, sekolah darurat ini diharapkan dapat menjadi tempat bagi anak-anak menghilangkan rasa trauma mereka. Menurut Salman, dengan berkumpulnya anak-anak di sana, mereka dapat belajar dan bermain bersama. "Agar ke depan mereka tetap menjadi pribadi yang positif, tidak lagi merasa takut, tidak ada rasa takut mencoba, tidak ada rasa takut untuk belajar di dalam ruangan," kata dia.

Di samping itu, Direktur Dongeng Ceria, Adip, mengatakan, bantuan dari YBM PLN akan bermanfaat bagi anak-anak pengungsi. Di sekolah darurat tersebut, kini menampung kurang lebih 100 anak. Ia tak menutup kemungkinan akan semakin banyak lagi anak-anak yang masuk ke sekolah tersebut.

"Harapannya anak-anak bisa kembali ke sekolah dan bisa belajar dengan baik. Serta guru-guru mereka juga bisa memberikan ilmu untuk mereka," ungkap Adip yang dipanggil "Kakak Doraemon" oleh anak-anak di sana.

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement