REPUBLIKA.CO.ID, YOGYAKARTA -- Dinas Pariwisata Kota Yogyakarta berencana menjadikan salah satu daerah cagar budaya yang dimiliki menjadi Kawasan Distro. Perwujudan rencana itu akan dimulai lewat pelaksanaan Festival Distro Youngyakarta.
Hal itu diungkapkan Kepala Bidang Atraksi Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Dinas Pariwisata Kota Yogyakarta, Edi Sugiarto, saat konferensi pers Festival Distro Youngyakarta di Diskominfo Kota Yogyakarta. "Kita ada lima daerah cagar budaya, salah satunya Kota Baru, mudah-mudahan itu segera bisa kita jadikan Kawasan Distro," kata Edi, Jumat (12/10) lalu.
Untuk itu, pelaksanaan Festival Distro Youngyakarta turut menghadirkan cloting-clothing line asli Kota Yogyakarta. Namun, secara umum memang gelaran itu tidak cuma akan diisi distro-distro.
Sejauh ini, tidak kurang 25 clothing line sudah masuk terdaftar. Akan ada pula stan-stan sepatu, otomotif, merchandise, kerajinan, makanan yang kurang lebih akan mengisi total 32 stan yang disediakan.
Ia menambahkan, pemilihan Kota Baru sendiri lantaran secara lokasi memiliki potensi yang sangat tinggi untuk dikembangkan distro-distro di sana. Suasana bangunan-bangunan tua yang ada mendukung rencana itu.
"Ke depan, kami berharap benar-benar bisa membuat Kota Baru menjadi sentra industri," ujar Edi.
Edi menambahkan, rencana itu akan didukung dengan pengembangan yang sedang dilakukan kepada Stasiun Lempuyangan dan Stadion Kridosono. Termasuk, Jalan Suroto yang akan jadi pedestrian seperti Malioboro.
Untuk itu, ia menilai, pengembangan yang harus dilakukan memang tidak boleh cuma infrastruktur. Melainkan, pengembangan ekonomi yang salah satunya akan menumbuhkan lagi kesejahteraan Kota Yogyakarta.
Pelaksanaan Festival DIstro Youngyakarta sendiri akan dilakukan pada 13-14 Oktober 2018 di sisi timur Stadion Kridosono. Hal itu turut menjadi bagian dari peringatan HUT ke 262 Kota Yogyakarta.
Ikuti Whatsapp Channel Republika
