Jumat 12 Oct 2018 20:47 WIB

Hindari Gay, KPA Minta Orang Tua Awasi Anak Lelaki

Hubungan sesama jenis menjadi ancaman generasi muda

Rep: Riga Nurul Iman/ Red: Ichsan Emrald Alamsyah
  Bendera LGBT
Foto: EPA/WOLFGANG KUMM
Bendera LGBT

REPUBLIKA.CO.ID, SUKABUMI--Komisi Penanggulangan HIV/AIDS (KPA) Kota Sukabumi meminta orang tua untuk lebih mengawasi pergerakan anak laki-lakinya. Langkah tersebut dilakukan sebagai langkah agar anak-anak terhindar dari seks antara laki-laki suka laki-laki (LSL) atau gay.

"Saat ini orang tua wajib mewaspadai pergerakan anak laki-lakinya," ujar Ketua KPA Kota Sukabumi Achmad Fahmi kepada wartawan Jumat (12/10). Bila dulu orang diingatkan awasi anak perempuannya, tetapi sekarang yang harus diawasi juga adalah anak laki-laki.

Fahmi menerangkan, LSL berbeda dengan lesbian, gay, biseksual, dan transgender (LGBT) karena LSL terjadi karena suasana atau situasi sehingga terjadi seks. Ia mengatakan KPA saat ini fokus di LSL karena sudah menjadi ancaman bagi generasi muda, khususnya di Kota Sukabumi ini.

Untuk mengetahui LSL kata Fahmi,  sangat susah sebab LSL dimaksud memiliki kelompok atau komunitas sendiri untuk menyalurkan hasrat bahkan mencari pasangan di luar komunitas. Oleh karena itu menjadi bagian penting untuk diperhatikan secara bersama-sama.

Pemicunya lanjut Fahmi bisa dari internet dengan mengakses situs porno. Sehingga sudah selayaknya mMenjadi perhatian dari masyarakat khususnya orang tua karena dampaknya berakibat fatal pada anak.

Peran KPA ujar Fahmi, terutama menjangkau penyebaran LSL yang saat ini tersebar di Kota Sukabumi. Di mna sekarang hampir menyebar di seluruh kalangan.

Fahmi mengungkapkan, derdasarkan data yang di miliki KPA hasil pemetaan saat ini mereka yang sudah dipetakan sebanyak 1.018 orang. Pemetaan yang dilakukan tahun lalu itu tidak murni warga kota lainnya seperti dari Kabupaten Cianjur dan Kabupaten Sukabumi.

"Tahun ini kita sedang mengolah data pemetaan  yang terbaru," imbuh Fahmi. Data ini akan digunakan untuk mengadvokasi program penanggulangan HIV/AIDS selanjutnya.

Lebih lanjut Fahmi menambahkan, saat ini kelompok LSL merupakan kelompok kedua yang menyumbang kasus baru HIV di Kota Sukabumi setelah kelompok beresiko tinggi (risti). Sepanjang tahun ini dari 94 kasus HIV baru sebanyak 22 diantaranya LSL. Untuk mengatasinya, seluruh lintas sektor harus terlibat terutama peran orang tua sangat penting. 

Sementara itu, Salma petugas lapangan lembaga swadaya masyarakat (LSM) Lensa Kota Sukabumi membenarkan jumlah LSL terus bertambah. "Titik hotspotnya pun bergeser dari tempat terbuka ke kosan," imbuh dia.

Namun Lensa terus melakukan penjangkauan dan pendampingan untuk kelompok ini agar tidak terus menularkan HIV/AIDS. Salma berharap penanganan HIV/AIDS kolaborasi antara KPA dan dinas kesehatan (dinkes) diharapkan dapat menurunkan angka HIV baru di Kota Sukabumi.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement