REPUBLIKA.CO.ID, SOREANG - Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Bandung mengungkapkan sebanyak 75 desa dan 24 kecamatan mengalami kekeringan akibat musim kemarau. Upaya penanganan dilakukan dengan cara mendistribusikan air kepada wilayah yang terkena dampak.
Kepala Pelaksana BPBD Kabupaten Bandung, Akhmad Djohara mengungkapkan puncak kekeringan tengah terjadi di seluruh kecamatan yang ada. Pihaknya pun sebelumnya sudah menetapkan status siaga darurat kekeringan sejak 23 Agustus hingga 31 Oktober 2018.
"Distribusi air bersih 325 ribu liter diberikan ke 11.717 kepala keluarga dan 49 ribu jiwa. Sedangkan yang belum masih menunggu giliran," ujarnya, Selasa (9/10). Menurutnya, hampir disemua wilayah yang ada di Kabupaten Bandung pun, saat ini mengalami kekurangan air bersih.
Ia menuturkan, saat ini telah terjadi kemarau panjang dan diperkirakan Oktober akan turun hujan. Meski begitu hingga sekarang gejala kekeringan masih terus meluas. Bahkan Kecamatan Baleendah dan Arjasari menjadi wilayah terdampak yang parah.
Dirinya berharap perkiraan BMKG tentang November akan mulai masuk musim penghujan benar. Sehingga stok air di rumah-rumah warga akan pulih lagi. Ia mengimbau warga yang membutuhkan distribusi air bersih, untuk berkoordinasi dengan Desa agar bisa mendapat air.
"Kami akan segera kirim air bersih, disesuaikan dengan kebutuhan dan permintaan warga melalui Pemerintah Desa," katanya.
Adjo menambahkan, saat ini baru terdapat tujuh unit armada untuk mendistribusikan air kepada warga yaitu satu dari BPBD, satu Disperkimtan, satu dari Dinsos, satu PMI dan dua unit dari PDAM Tirtaraharja Kabupaten Bandung.