Selasa 09 Oct 2018 15:24 WIB

SBY Angkat Bicara Soal Pertemuan Tahunan IMF-Bank Dunia

Pertemuan ini diharapkan dapat menjadi wahana dan forum solidaritas.

Rep: Mabruroh / Red: Friska Yolanda
Spanduk ucapan selamat datang dalam beberapa bahasa bagi delegasi, peserta, dan awak media yang hadir dalam Pertemuan Tahunan IMF-World Bank Group 2018 dipasang berjajar di salah satu sudut kawasan Nusa Dua, Bali, Senin (8/10).
Foto: Antara/ICom/AM IMF-WBG/Wisnu Widiantoro
Spanduk ucapan selamat datang dalam beberapa bahasa bagi delegasi, peserta, dan awak media yang hadir dalam Pertemuan Tahunan IMF-World Bank Group 2018 dipasang berjajar di salah satu sudut kawasan Nusa Dua, Bali, Senin (8/10).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Presiden keenam RI Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) angkat bicara soal Pertemuan Tahunan Dana Moneter Internasional (IMF)-Bank Dunia (World Bank/WB). SBY mengatakan, perencanaan pertemuan ini sudah matang sehingga tak bisa ditunda lagi.

Menurut SBY, pertemuan tersebut dapat memberikan manfaat dan peluang bagi Indonesia ke depannya. Manfaat yang diperoleh, baik secara langsung maupun tidak langsung, dan dalam jangka panjang maupun jangka pendek.

Hal tersebut diungkapkan SBY melalui jejaring sosok media Twitter-nya. Dalam cicitannya, SBY juga menyinggung soal kondisi ekonomi Indonesia saat ini. 

“Memang benar saat ini ekonomi kita tengah hadapi tekanan fiskal dan Indonesia juga tengah tangani bencana di Sulteng dan NTB,” ujar SBY yang dikutip dari Twitter-nya pada Selasa (9/10).

Maka tidak, terang dia, bila kemudian muncul pro-kontra dengan berlangsungnya pertemuan IMF-Bank Dunia tersebut di tengah-tengah kondisi Indonesia yang sedang dirundung duka. “Saya tahu ada pihak yang  menentang (kontra) dan ada pula yang mendukung (pro). Demokrasi memang begitu. Yang penting jangan hitam-putih,” cicitnya  

Alasan mereka yang menentang, lanjut SBY, karena pertemuan besar-besaran ini dilaksanakan ketika Indonesia tengah mengalami bencana sehingga dianggap tidak berempati. Kemudian, kegiatan tersebut juga menelan biaya sangat besar di saat ekonomi Indonesia tengah hadapi tekanan fiskal.

“Jika dikaitkan dengan bencana, mungkin persiapan dan perencanaan pertemuan ini sudah matang sehingga tak bisa ditunda lagi,” kata dia 

Oleh karena itu, ia menyerukan agar pertemuan tersebut dapat dijadikan sebagai wahana dan forum solidaritas, termasuk fundraising atau penggalangan dana, untuk membantu rakyat yang terkena bencana. Di sisi lain, lanjut dia, pemerintah tetap harus bisa menjelaskan perihal besarnya biaya yang dikeluarkan. Pemerintah harus memberikan klarifikasi yang gamblang dan transparan kepada masyarakat.

Kemarin, Menteri Koordinator bidang Kemaritiman Luhut Binsar Pandjaitan mengatakan, pemerintah berhemat dalam menggunakan anggaran untuk Pertemuan Tahunan Dana Moneter Internasional-Bank Dunia (IMF-WB) yang alokasinya Rp 855,6 miliar. Hingga saat ini, dana yang dikeluarkan baru Rp 566 miliar.

Selaku ketua Panitia Nasional Pertemuan Tahunan IMF-WB, Luhut menjelaskan,  anggaran tersebut sebagian besar digunakan untuk mengembangkan infrastruktur di Bali, di antaranya perluasan apron Bandara Ngurah Rai dan pembangunan underpass Simpang Tugu Ngurah Rai, serta untuk menyambut para tamu dan delegasi.

 

Berikut ini kutipan cicitan resmi SBY dalam jejaring Twitter-nya:

1. Semoga "IMF-World Bank Annual Meeting" yg diselenggarakan di Bali th 2018 ini dapat mencapai tujuan & sasaran yg diharapkan  *SBY*

2. Pertemuan ini bisa berikan manfaat & peluang bg Indonesia ( anggota G-20), langsung-tak langsung, jangka pendek & jangka panjang *SBY* 

3. Memang benar saat ini ekonomi kita tengah hadapi tekanan fiskal & Indonesia juga tengah tangani bencana di Sulteng & NTB *SBY*

4. Karenanya, pertemuan ini agendanya mesti tepat, dikelola dgn baik & benar-benar sukses, sehingga rakyat bisa rasakan manfaatnya *SBY*

5. Saya tahu ada pihak yg menentang (kontra) & ada pula yg mendukung (pro). Demokrasi memang begitu. Yg penting jangan hitam-putih *SBY*

6. Alasan yg menentang, pertama, pertemuan "besar-besaran" ini tak tepat dilaksanakan ketika kita tengah alami bencana. Tidak berempati *SBY* 

7. Kedua, biayanya terlalu besar & dianggap sbgi pemborosan. Apalagi saat ini ekonomi Indonesia tengah hadapi tekanan fiskal. *SBY*

8. Jika dikaitkan dgn bencana, mungkin persiapan & perencanaan pertemuan ini sudah matang, sehingga tak bisa ditunda lagi. *SBY*

9. Kalau itu alasannya, jadikan pula pertemuan ini sebagai wahana & forum solidaritas, termasuk "fundraising" utk bantu rakyat yg terkena bencana *SBY*

10. Acara yg dinilai tak sensitif thd suasana duka (bencana), bisa dibatalkan atau dikurangi. Hal begitu biasa dlm perhelatan internasional *SBY*

11. Terhadap kritik yg menilai biaya perhelatan ini kelewat besar, pemerintah bisa berikan penjelasan & klarifikasi yg gamblang & transparan *SBY*

12. Biar tak jadi fitnah & "hoax", DPR RI bisa minta penjelasan kpd pemerintah & BPK juga bisa lakukan audit apakah terjadi pemborosan *SBY*

13. Negara kita miliki sistem & tatanan yg baik jika ada "perselisihan". Namun, berikan kesempatan kpd negara menjadi tuan rumah yg baik *SBY*

14. Demikian bagian pertama dari komentar saya ttg Pertemuan IMF- Bank Dunia di Bali ini. Bagian kedua insya Allah akan saya sampaikan esok *SBY*

Baca juga, Luhut: Kami Hemat, Baru Rp 566 Miliar Dipakai untuk KTT IMF

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement