Selasa 09 Oct 2018 08:14 WIB

Kebakaran Penyumbang Terbesar Kerugian Bencana di Sukabumi

Warga diimbau selalu siaga dan waspada akan terjadinya bahaya kebakaran.

Rep: Riga Nurul Iman/ Red: Dwi Murdaningsih
Ilustrasi kebakaran
Foto: Antara/Jeremias Rahadat
Ilustrasi kebakaran

REPUBLIKA.CO.ID, SUKABUMI -- Kasus kebakaran menjadi penyumbang terbesar kerugian akibat bencana di Kota Sukabumi, Jawa Barat. Sebab, jumlah kejadian kebakaran di Sukabumi mengalami kenaikan dibandingkan sebelumnya.

‘’ Dari data yang dihimpun, sejak Januari hingga September 2018 kerugian akibat bencana mencapai Rp 3.472.375.000,’’ ujar Kepala Seksi Pencegahan dan Kesiapsiagaan, Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kota Sukabumi Zulkarnain Barhami kepada Republika, Selasa (9/10).
 
Kerugian ini berdasarkan data bencana yang sudah terverifikasi oleh petugas BPBD.  Menurut Zulkarnain, pada 2018 ini tercatat sebanyak 100 kejadian bencana yang telah dilakukan verifikasi.  Rinciannya kasus kebakaran sebanyak 31 kejadian, angin topan 19 kejadian, gempa bumi yang dirasakan 21 kali kejadian, cuaca ekstrem 15 kejadian, tanah longsor 10 kejadian, dan banjir 4 kejadian.
 
Zulkarnain menerangkan, penyumbang kerugian terbesar adalah kebakaran yakni Rp 1.399.000.000 atau 40.29 persen. Selanjutnya angin topan atau angin kencang Rp 857.375.000 atau 24.69 persen dan cuaca ekstrem Rp 745.500.000 atau 21.4 persen. Berikutnya longsor Rp 357 juta atau 10.28 persen, gempa bumi Rp 79 juta atau 2.28 persen, dan banjir Rp 34.500.000 atau 0.99 persen. 
 
Tingginya kerugian akibat bencana kebakaran ungkap Zulkarnain dikarenakan peningkatan kasus yang terjadi di sepanjang 2018 khususnya di musim kemarau. Ia mencontohkan pada periode yang sama Januari-September 2017 lalu kasus kebakaran hanya sebanyak 17 kejadian dan secara total 2017 hanya 25 kasus kejadian.
 
Sementara pada Januari-September 2018 kasus kebakaran sebanyak 31 kali kejadian. Jumlah ini kemungkinan bertambah lagi karena masih ada beberapa bulan ke depan hingga akhir tahun.
 
Faktor utama tingginya kasus kebakaran ungkap Zulkarnain karen meningkatnya aktivitas masyarakat yang belum diimbangi dengan penataan tata ruang dan mitigas yang baik. Contohnya kebakaran yang terjadi terutama di daerah yang padat penduduk seperti Kecamatan Citamiang dan Lembursitu.
 
Di sisi lain lanjut Zulkarnain, kasus kebakaran pada tahun ini selain menimpa permukiman warga juga terjadi di lahan milik warga. Kondisi ini karena pengaruh cuaca atau musim kemarau yang panjang.
 
Oleh karena itu ujar Zulkarnain, BPBD mengimbau warga agar selalu siaga dan waspada akan terjadinya bahaya kebakaran. Caranya dengan selalu memastikan kondisi kabel jaringan listrik di rumah alam kondisi baik agar tidak terjadi kebakaran dan memastikan regulator selang gas elpiji tidak mengalami kebocoran.
 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement