Selasa 09 Oct 2018 07:23 WIB

Kunjungan Wisman Minus 100 Ribu Per Bulan Pascagempa Lombok

Target kunjungan wisman kurang dua juta lagi.

Rep: Arie Lukihardianti/ Red: Dwi Murdaningsih
Sejumlah wisatawan mancanegara (Wisman) mengunjungi kawasan Geopark Batur di Kintamani, Kabupaten Bangli, Bali, Kamis (19/7).
Foto: Antara/Aditya Pradana Putra
Sejumlah wisatawan mancanegara (Wisman) mengunjungi kawasan Geopark Batur di Kintamani, Kabupaten Bangli, Bali, Kamis (19/7).

REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG---- Gempa bumi yang mengguncang Lombok beberapa waktu lalu berdampak terhadap kunjungan wisatawan mancanegara. Menurut Menteri Pariwisata Arief Yahya, berdasarkan catatan Kementerian Pariwisata, bencana alam itu mengurangi sedikitnya 100 ribu pelancong dari luar negeri.

Arief mengatakan, guncangan di Provinsi Nusa Tenggara Barat itu memengaruhi kunjungan wisatawan mancanegara. Karena, dalam setiap bulannya berkurang 100 ribu kunjungan pelancong dari negara lain.

"Jadi kalau recovery-nya tiga bulan, berarti ada pengurangan 300 ribu (wisatawan mancanegara)," ujar Arief saat menghadiri acara Wisuda Mahasiswa Sekolah Tinggi Pariwisata (STP) Bandung, Senin (8/10).

Cross Border Tourism Ditargetkan Sumbang 20 Persen Wisman

Oleh karena itu, menurut Arief, dari total 17 juta wisatawan mancanegara yang ditargetkan, diperkirakan yang akan tercapai sekitar 16,7 juta. Hingga Agustus kemarin, jumlah kunjungan turis asing sudah mencapai 11 juta. Meski tidak sampai 17 juta akibat gempa bumi di Lombok, Arief yakin angka kunjungan wisatawan mancanegara akan mendekati target.

"Sekitar 16,7 juta. Karena 300 ribu berkurang dampak gempa Lombok," katanya.

Saat ini, kata dia, rata-rata kunjungan wisatawan mancanegara per bulan mencapai 1,25 juta. "Jadi kalau 15 (juta) sudah aman. Tinggal dua juta lagi," katanya.

Terkait gempa Palu dan sekitarnya, Arief mengatakan, pasti akan berpengaruh pada jumlah kunjungan wisatawannya. Namun, saat ini pihaknya belum menghitung berapa besar pengaruhnya.

"Untuk menggenjot kunjungan wisman kami sekarang terus berupaya membenahi sumber daya manusia (SDM) nya," katanya.

Capaian dua juta turis asing, menurut Arief, akan terpenuhi dalam tiga bulan terakhir ini. Terlebih, Indonesia berada di peringkat sembilan dunia dalam daftar negara pertumbuhan pariwisata. "Dinilai WTCC, Indonesia top sembilan dunia," katanya.

Arief menjelaskan, pemeringkatan ini,  dipengaruhi empat faktor. Yakni pertumbuhan PDB, devisa, pengeluaran wisatawan nusantara, dan sumber daya manusia. Namun, dari sisi pertumbuhan kunjungan wisatawan mancanegara, Indonesia berada di bawah Vietnam.

"2018 Vietnam pertumbuhannya 29 persen, Indonesia 22 persen," katanya.

Hal ini, kata dia, dikarenakan Vietnam melakukan berbagai perbaikan. Deregulasi, mereka mempermudah investor masuk ke Vietnam.

"Izin membangun tak susah, izin mendapatkan tanah tak susah," katanya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement