Senin 08 Oct 2018 19:21 WIB

Aparat Gabungan Jaga Ketat Sejumlah SPBU di Parigi

Situasi pascagempa di SPBU di Parigi dan sekitarnya mulai normal.

Personel TNI berjaga saat antrean BBM di salah satu SPBU di Palu, Sulawesi Tengah, Jumat (5/10).
Foto: Antara/Basri Marzuki
Personel TNI berjaga saat antrean BBM di salah satu SPBU di Palu, Sulawesi Tengah, Jumat (5/10).

REPUBLIKA.CO.ID, PALU -- Aparat gabungan terdiri dari TNI/Polri masih melakukan penjagaan ketat di sejumlah Stasiun pengisian bahan bakar umum (SPBU) di Kota Parigi Kabupaten Parigi Moutong, Sulawesi Tengah, Senin (8/10). Kapolres Parigi Moutongo AKBP Sirajuddin Ramly saat dihubungi dari Palu, mengatakan, 11 hari pascagempa situasi di SPBU di Parigi dan sekitarnya mulai normal meskipun masih terdapat antrian, namun tidak panjang seperti sebelumnya.

Menurutnya, pada situasi bencana, BBM menjadi salah satu kebutuhan prioritas masyarakat, ditambah jaringan listrik putus sehingga membuat aktivitas terhambat hingga kegiatan perkantoran pun lumpuh. Ditanya soal harga BBM eceran melonjak tinggi, Kapolres menyebut, perlu langkah stabilitas pembelian di SPBU, maka dengan sendirinya penjualan eceran tidak laku.

"Kami terus kawal penyaluran dari pertamina hingga pembelian BBM oleh masyarakat," ungkapnya, Senin.

Sirajuddin menyebut, pengamanan SPBU bersifat situasional jika masih terjadi antrean panjang maka personel disiagakan dibantu Kepolisian Sektor setempat.  "Jika situasi sudah mulai aman dan lancar secara bertahap personel kami tarik," tambahnya.

Sebelumnya, pihaknya juga sempat melakukan operasi penertiban penjualan BBM eceran di warung dan kios-kios. Para oknum tertentu memanfaatkan situasi bencana untuk meraup keuntungan, bahkan harga BBM eceran jenis premium dan pertalite mencapai Rp 50 ribu per liter

Dalam operasi itu, Polres menyita sejumlah jumlah BBM jenis premium dan pertalite  yang diisi dalam jeriken dan botol. Selanjutnya barang bukti disita dan pelaku dipanggil dipanggil guna dimintai keterangan untuk proses selanjutnya

Direktur Pemasaran Retail PT Pertamina, Mas'ud Khamid mengatakan, sepekan setelah gempa dan tsunami di Sulawesi Tengah (Sulteng), 32 SPBU dari total 36 SPBU di Kota Palu atau hampir 90 persen, telah beroperasi kembali. Sebelumnya dilaporkan, korban gempa dan tsunami harus mengantre selama 24 jam untuk mendapatkan BBM.

"Stok BBM juga lebih dari cukup, stok bensin di atas 10 hari dan solar 20 hari," kata Mas'ud dari Palu, Ahad (7/10).

Ia mengatakan, pasokan BBM disuplai dari tiga kapal tanker yakni Kapal Karmila, Kasim dan Talise yang secara bergantian memasok BBM ke TBBM Donggala, selama tiga hari terakhir. "Jika sebelumnya suplai BBM melalui jalur darat yaitu lewat Toli-Toli, Poso, Pare-Pare dan Makassar, kini dilakukan dengan kapal tanker," katanya.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement