Senin 08 Oct 2018 18:44 WIB

Pesawat Bantuan Internasional Telah Beroperasi

Bantuan pesawat asing yang pertama diterima adalah dari Singapura.

Rep: Bayu Adji P/ Red: Andi Nur Aminah
bantuan asing di Palu
Foto: Republika
bantuan asing di Palu

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Bantuan pesawat untuk penangan bencana di Sulawesi Tengah (Sulteng) dari delapan negara dan satu organisasi internasional telah mulai beroperasi. Pesawat dari dua negara lainnya dijadwalkan tiba pada Senin (8/10).

Ketua Sub Satgas Luar Negeri Pendampingan Pusat Bencana Gempa Sulteng Letjen TNI (Purn) Yoedhi Swastono mengatakan, pesawat yang telah beroperasi di antaranya berasal dari Singapura, India, Malaysia, Australia, Selandia Baru, Amerika Serikat, Qatar. Sementara, satu organisasi internasional dari Jerman membantu mendatangkan pesawat sejak 5 Oktober.

"Yang datang hari ini datang bantuan dari Korea Selatan sekitar jam tiga sore, dan malam hari nanti bantuan Prancis," kata dia di Graha BNPB, Jakarta Timur, Senin (8/10).

Selain pesawat, Prancis memberikan bantuan water sanitation yang akan diawaki oleh 44 orang. Alat itu, kata dia, untuk memenuhi kebutuhan air bersih para pengungsi.

Ia menjelaskan, bantuan pesawat yang pertama diterima adalah dari Singapura. Dua unit pesawat C130 telah mendarat di Indonesia sejak 2 Oktober.

Yoedhi menjelaskan, pesawat itu rencananya akan menyelesailan tugas pada 12 Oktober. Dua unit pesawat asal Singapura itu digunakan untuk mendistribusikan kebutuhan logistik dan membantu evakuasi pengungsi.

Bersamaan dengan Singapura, dua pesawat asal India, C17 dan C130 juga masuk pada 2 Oktober. Namun, pesawat itu telah kembali karena hanya dimandatkan memberi bantuan hingga 5 Oktober. "Malaysia membantu pesawat C130 dan A400. Dan ini nanti BKO di Halim-Jakarta. Karena A400 ini waktu datang belum bisa mendarat di Palu," kata dia.

Menurut Yoedhi, saat ini tengah dilakukan uji coba untuk melakukan pendaratan pesawat A400 di Bandara Palu. Jika berhasil, pesawat akan langsung digunakan untuk evakuasi pengungsi dan distribusi logistik.

Selain itu, Australia memberikan bantuan satu unit pesawat C130 dan satu unit pesawat C17, serta dua unit C130 untuk BKO Balikpapan. Pesawat itu beroperasi sejak 5 Oktober hingga misinya selesai pada 19 Oktober. "Ini digunakan untuk bantuan logistik," kata dia.

Sementara Selandia Baru juga membantu satu unit pesawat C130 yang mulai masuk pada 3 Oktober dan akan keluar pada 13 Oktober. Menurut Yoedhi, pesawat itu diperuntukan penyaluran logistik dan evakuasi pengungsi.

Selain itu, Jepang juga telah menurunkan satu unit pesawat C130 sejak 4 Oktober dan akan kembali pada 18 oktober. Sedangkan Swiss mendaratkan satu unit pesawat T785 di Balikpapan.

Sementara Inggris membantu satu unit pesawat A400 pada 4-6 Oktober hanya untuk keperluan logistik. "Amerika Serikat itu menyiapkan tiga pesawat C130 akan pada 5-15 oktober. Qatar membantu satu pesawat C17 stand by di Balikpapan," kata dia. Yoedhi mengatakan, seluruh pesawat itu akan masuk ke Palu melalui Balikpapan.

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement