Senin 08 Oct 2018 18:05 WIB

''Bantu Kami Mengembalikan Semangat''

Sebanyak 4.500 warga Layana Indah mengungsi pascagempa.

Rep: Mas Alamil Huda/ Red: Gita Amanda
Warga korban gempa tsunami Palu berjalan usai melaksanakan ibadah shalat Jumat di Masjid Baitussalam di Desa Loli Saluran, Donggala, Sulawesi Tengah, Jumat (5/10).
Foto: Antara/Basri Marzuki
Sejumlah korban gempa bumi dan tsunami menunggu untuk mendapatkan bantuan di salah satu Posko di Palu, Sulawesi Tengah, Ahad (7/10).

Najib adalah pemuda dari Morowali, Sulawesi Tengah. Mahasiswa semester akhir ini di Palu sedang menuntut ilmu di Universitas Tadulako. Hingga Selasa (2/10), ia masih bertahan di Palu sebelum akhirnya kembali ke Morowali. Bersama teman-temannya, dia membantu evakuasi hingga menyalurkan bantuan logistik.

 

Bantuan datang perlahan dan terus mengalir kepada korban di Palu. Menurut Najib, makanan pokok dan kebutuhan sehari-hari tercukupi. Ada beberapa keperluan seperti pakaian dan perlengkapan pribadi perempuan masih kurang, setidaknya sampai Selasa (2/10). Dia berharap, bantuan untuk keperluan itu bisa segera terpenuhi. “Dan susu bayi, waktu saya masih di sana itu masih kurang,” ujar dia.

 

“Sekarang ini kami masih butuh susu bayi,” begitu pula kata Agus. Untuk keperluan bahan makanan, Agus mengatakan, warga Layana Indah yang mengungsi kini perlahan mulai tercukupi. Hampir sepekan pascagempa, warga hanya makan seadanya. Makanan utamanya hanya mi instan.

 

Agus mengatakan, bantuan 600 kilogram beras juga telah diterima dari Astra International. Selain itu, kata dia, bantuan bahan pokok untuk warga Layana Indah juga datang dari Direktorat Pengamanan Objek Vital (Pamobvit) Polda Sulawesi Tengah. Sehingga, menurut dia, untuk sementara keperluan pokok dari warga yang mengungsi sudah terpenuhi.

 

Namun, menurut Agus, trauma masyarakat menjadi PR paling besar. Ia meyakini, memulihkannya tak bisa selesai dalam waktu satu atau dua pekan, bahkan dalam hitungan bulan. Meski saat ini tak jadi prioritasnya, Agus terngiang mengenai kondisi ini. Ia berharap, semua pihak ikut membantu memulihkan psikologis warga yang turut‘dihantam’ gempa dan tsunami. Atau, kata dia, setidaknya tak menambah pilu dengan opini-opini yang menyudutkan mereka.

 

“Tolong bantu kami untuk mengembalikan semangat masyarakat Palu, semangat untuk bangkit dan berdiri menatap masa depan kami,” ujar Agus.

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement