Senin 08 Oct 2018 16:31 WIB

BNPB akan Validasi Pengungsi Gempa Tsunami Sulawesi Tengah

Pengungsi akan dikategorikan berdasarkan kepemilikan rumah.

Rep: Bayu Adji P/ Red: Nur Aini
Sejumlah pengungsi korban bencana alam gempa bumi dan tsunami saat beraktivitas di Posko Pengungsian Rumah Dinas Gubernur, Palu, Sulawesi Selatan, Rabu (3/10).
Foto: Republika/Putra M. Akbar
Sejumlah pengungsi korban bencana alam gempa bumi dan tsunami saat beraktivitas di Posko Pengungsian Rumah Dinas Gubernur, Palu, Sulawesi Selatan, Rabu (3/10).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) akan melakukan validasi pada pengungsi yang terdampak gempa, tsunami, dan likuifaksi yang terjadi di Sulawesi Tengah (Sulteng). Kepala BNPB Willem Rampangilei mengatakan, validasi dilakukan untuk membedakan pengungsi yang kehilangan rumah dan pengungsi yang masih trauma.

Berdasarkan BNPB, jumlah pengungsi per Senin (8/10) pukul 13.00 WIB berjumlah 74.444 ribu yang tersebar di 147 titik. Pengungsi di Kota Palu berjumlah 38.621 jiwa, Kabupaten Sigi 15.600 jiwa, dan Kabupaten Donggala 20.223 jiwa.

"Kita tahu semua, gempa selalu berdampak traumatis. Mereka tidak berani tinggal di dalam gedung atau rumah. Mereka tinghal di tenda dan meninggalkan rumah, itu juga saat ini masih dianggap pengungsi," kata dia di Graha BNPB, Jakarta Timur, Senin (8/10).

Menurut Willem, validasi akan dilakukan untuk mengkategorikan pengungsi sesungguhnya. Menurut dia, yang disebut pengungsi adalah warga yang kehilangan rumah. "Mudah-mudahan angka itu akan mengurang dari 74 ribu," kata dia.

Berdasarkan data BNPB, kerusakan akibat gempa dan tsunami di Sulteng mencapai 65.733 unit. Sementara, 2.736 unit sekolah rusak.

Data korban jiwa pun semakin bertambah. Hingga Senin (8/10), jumlah korban meninggal mencapai 1.948 orang. Korban meninggal tersebar di Kota Palu 1.539 orang, 171 orang di Kabupaten Donggala, 222 oranh di Kabupaten Sigi, 15 orang di Kabupaten Parigi Mountong, dan satu orang di Pasangkayu Sulawesi Barat.

Ketua Sub Satgas Pendampingan Pusat Bencana Gempa Sulteng Laksamana Madya A Jamaluddin mengatakan, sebanyak 885 jenazah sudah dimakamkan secara massal, sementara sisanya diambil keluarga. Menurut dia, angka itu akan terus bergerak.

"Kegaiatan evakuasi masih terus dilakukan sampai saat ini," kata Deputi Pertahanan Negara Kemenko Polhukam itu.

Sementara itu, data korban luka berjumlah 10.679 orang, yang dibedakan menjadi 2.549 luka berat dan 8.130 luka ringan. Sedangkan korban hilang mencapai 835 orang.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement