REPUBLIKA.CO.ID, TERNATE -- Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kota Ternate, Maluku Utara, meminta warga yang bermukim di dekat sungai yang aliran airnya berhulu di Gunung Gamalama, untuk mewaspadai banjir lahan dingin. Hal tersebut karena curah hujan yang mulai tinggi.
"Curah hujan yang turun di Kota Ternate saat ini intensitasnya cukup tinggi dan itu tidak menutup kemungkinan akan mengakibatkan banjir lahar dingin dari Gunung Gamalama," kata Kepala BPBD Ternate Hasbi di Ternate, Senin (8/10).
Apalagi, kata dia, Gunung Gamalama beberapa hari lalu erupsi dan menyemburkan abu vulkanik sehingga di lereng gunung itu banyak terdapat abu vulkanik yang setiap saat bisa meluncur ke bawah jika turun hujan lebat. BPBD bersama instansi terkait lainnya selama ini sudah melakukan berbagai upaya untuk mengantisipasi dampak banjir lahar hujan terhadap warga, di antaranya memberikan pemahaman kepada warga tentang apa yang mereka lakukan jika terjadi bencana itu.
Selain itu, melakukan normalisasi semua kali di Ternate yang aliran airnya berhulu di puncak Gunung Gamalama serta membangun tanggung kali untuk mencegah banjir lahar hujan meluap ke permukiman warga. Pihaknya mengemukakan bahwa kesadaran dan peran aktif warga untuk mengantisipasi dampak banjir lahar hujan, di antaranya dengan tidak membuang sampah ke kali yang menjadi alur aliran lahar hujan.
Warga juga diimbau untuk tidak membangun rumah di daerah yang sudah ditetapkan sebagai daerah terlarang, seperti di bantaran Kali Tubo, yang pada 2012 dilanda banjir lahar hujan Gunung Gamalama dengan menewaskan belasan warga setempat. Menyinggung penanganan terhadap dampak erupsi Gunung Gamalama yang saat ini masih berlangsung, BPBD telah membagikan masker kepada warga yang terkena abu vulkanik erupsi gunung itu, di antaranya kepada warga Kecamatan Ternate Barat.