REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Saat terjadi gempa dan tsunami di Sulawesi Tengah sempat beredar informasi hoaks atau berita bohong terkait bencana tersebut, sehingga membuat masyarakat menjadi resah. Karena itu, Presiden Joko Widodo (Jokowi) menyebut hoaks yang dibuat terkait bencana itu sebagai tindakan pengecut dan biadab.
"Hoaks yang berkaitan dengan bencana, saya kira sebuah tindakan yang pengecut, sebuah tindakan yang biadab, yang mengabarkan hal-hal yang tidak sesuai, tidak benar," ujar Jokowi saat diwawancara dalam talk show yang ditayangkan Jak TV, Ahad (7/10) malam.
Dia mencontohkan seperti halnya hoaks tentang gambar tsunami di Aceh 2004 lalu. Menurut dia, gambar itu kemudian disebarkan seakan-akan menggambarkan kondisi tsunami di Palu dan Donggala, sehingga hal itu meresahkan masyarakat.
Jokowi mengatakan, saat terjadi bencana diharapkan masyarakat tidak menyebarkan kabar hoaks seperti itu. Justru, kata dia, saat terjadi bencana seharusnya masyarakat bisa ikut menolong menjadi relawan. Ataupun paling tidak turut mendoakan saudaranya yang terkena bencana.
"Yang kita harapakan seperti itu, bukan yang hal-hal yang membuat resah, bukan membuat yang bawah menjadi tanda tanya, khawatir, takut, resah. Jadi saya kira ini sebuah tindakan yang pengecut dan biadab," ucap Jokowi.
Di samping itu, Jokowi menjelaskan bahwa saat ini pemerintah masih konsentrasi untuk melakukan evakuasi korban dan memperbaiki beberapa hal yang penting di Sulteng, seperti listrik yang mati atau soal kekurangan BBM. Pemerintah juga berupaya membuat perekonomian masyarakat menjadi normal kembali.
"Setelah keadaannya menjadi normal, baru kita masuk ke tahapan rehabilitasi dan rekontruksi yang akan dikerjakan oleh pemerintah bersama-sama dengan pemerintah daerah dan juga masyarakat," kata Jokowi.