Senin 08 Oct 2018 07:19 WIB

Anak-Anak Korban Gempa Pun Rindu Sekolah

Pemulihan sekolah di Palu dan sekitarnya butuh waktu dua bulan.

Beberapa anak tengah asyik menggambar di dalam kelas darurat yang didirikan Kemendikbud. Kelas darurat didirikan di camp pengungsian Petobo, Kota Palu.
Foto: Republika/Gumanti Awaliyah
Beberapa anak tengah asyik menggambar di dalam kelas darurat yang didirikan Kemendikbud. Kelas darurat didirikan di camp pengungsian Petobo, Kota Palu.

Kepala Sekolah Dasar Inpres Watusampu, Palu, Arham mengatakan, banyak sekolah yang ada di perbatasan sudah rata dengan tanah. Dia berharap bantuan tenda atau terpal segera datang dari Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan supaya para guru dapat mendirikan kelas-kelas darurat. 

“Kita intinya perlu harus bergerak. Sekarang trauma anak luar biasa, ada motor lewat saja mereka takut. Karenanya, segeralah sekolah darurat didirikan,” kata Arham.

Mendikbud Muhadjir Effendy memperkirakan sekolah darurat di Palu, Donggala, dan Sigi dapat dibangun paling lambat dua bulan mendatang. "Sejujurnya, ini cukup berat karena musibah ini sangat mengerikan. Jadi, sekolah darurat paling lambat dua bulan dan pendataan saya harap dua minggu selesai," kata Muhadjir saat meninjau kerusakan SMPN 10 Kota Palu, Sabtu (6/10).

Dia menekankan, meski dalam keadaan berduka, kegiatan belajar-mengajar harus segera dilakukan. Jangan sampai anak-anak terlalu lama meninggalkan sekolah. Menurut dia, aktivitas belajar seperti membaca, menggambar, menulis, dan lainnya penting bagi anak-anak di pengungsian sebagai bagian penyembuhan trauma.

Sementara menunggu bantuan pusat, dia meminta agar pemerintah daerah dan pihak sekolah bergotong royong membangun sekolah darurat sementara. Sebab, dari 2.736 sekolah yang rusak, hanya 300 sekolah yang rusak berat. 

"Jadi, ada kemungkinan bisa memanfaatkan bahan material yang ada di sini untuk membangun sekolah darurat sebelum kami kirim terpal nanti," kata Mendikbud.

Muhadjir juga menginstruksikan agar semua sekolah dasar dan menengah di Indonesia menerima anak korban gempa dan tsunami Palu, Sigi, dan Donggala. "Semua sekolah, di mana saja itu berada, mau di Jakarta, Makassar, semua saya minta untuk bersedia menerima anak-anak dalam status pengungsi," kata Muhadjir. 

Data:

Korban meninggal: 1.763 orang

Korban hilang: 265 orang

Korban luka-luka: 2.632 orang

Pengungsi: 62.359 di 147 titik

Sekolah rusak: 2.736 unit

Sumber: Badan Nasional Penanggulangan Bencana

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement