REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) mencatat jumlah korban meninggal dunia akibat gempa dan tsunami di Sulawesi Tengah mencapai 1.763 orang. Kepala Pusat Data Informasi dan Humas BNPB Sutopo Purwo Nugroho mengatakan, dari jumlah tersebut, 1.755 jenazah telah dimakamkan.
"1.755 jenazah telah dimakamkan yaitu di TPU Paboya sebanyak 753 jenazah dilakukan pemakaman massal," ujar dia di Graha BNPB, Jakarta Timur, Ahad (7/10).
Sutopo juga menyebut 35 jenazah telah dimakamkan secara massal di TPU Pantoloan. Sementara, 923 jenazah dimakamkan di pemakaman keluarga. Kemudian 35 jenazah dimakamkan di Kabupaten Donggala, delapan jenazah dimakamkan di Biromaru, dan satu jenazah dimakamkan di Pasangkayu (Sulawesi Barat).
BNPB juga melaporkan korban luka berat berjumlah 2.632 orang yang dirawat di rumah sakit. Korban hilang sebanyak 265 orang dan korban tertimbun reruntuhan bangunan 152 orang. Pengungsi terdampak gempa dan tsunami menjadi 62.359 orang yang tersebar di 147 titik.
"Pengungsi berkurang atau turun dibandingkan dua hari yang lalu karena sebagian masyarakat telah kembali ke rumahnya, sebagian masyarakat mengungsi evakuasi ke luar dari Kota Palu mereka ada yang ke Makassar, Jakarta, Gorontala, Balikpapan, dan lainnya," jelas Sutopo.
Selain itu, rumah rusak akibat gempa dan tsunami di Sulawesi Tengah mencapai 66.926 unit. Kerusakan tersebut belum diklasifikasikan ke rusak ringan, rusak sedang, maupun rusak berat. Sedangkan, rumah rusak di Sulawesi Barat sebanyak 688 unit, di antaranya 250 unit rusak berat, 223 unit rusak sedang, dan 215 unit rusak ringan.
Sutopo juga melaporkan, akibat gempa dan tsunami itu terdapat sekolah mengalami kerusakan. Sejumlah 2.736 unit sekolah rusak yang tersebar di Kota Palu, Kabupaten Donggala, dan Sigi. Kerusakan berat juga terjadi pada fasilitas kesehatan diantaranya, satu Rumah Sakit Anutapura dan enam Puskesmas yakni Puskesmas Talise, Bulili, Mamboro, Lere, Nosara, dan Singgani.
Bantuan Asing di Palu