REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) siap merehabillitasi dan merekonstruksi kerusakan pascagempa yang disertai tsunami di Sulawesi Tengah. Salah satu daerah yang mengalami kerusakan dengan ribuan rumah hancur akibat likuifaksi adalah di Balaroa dan Petobo.
Untuk perbaikan dua lokasi ini, Kementerian PUPR akan melakukan relokasi ke sejumlah titik milik pemerintah.. Menteri PUPR Basuki Hadimuljono mengatakan, saat ini lokasi untuk relokasi tersebut masih akan didiskusikan dengan BMKG, Badan Geologi dan pakar lainnya mengenai sisi keamanan dari kemungkinan terjadinya gempa di masa depan.
“Relokasi perlu dilakukan perencanaan dan persiapan yang matang. Oleh karenanya Pemerintah akan membangun hunian sementara (Huntara) yang ditargetkan rampung dalam dua bulan. Makin cepat Huntara selesai, makin cepat penduduk bisa pindah dari tenda,” kata Basuki dalam keterangan tertulis yang diterima Republika.co.id.
Hal ini berbeda dengan penanganan gempa di NTB yang tidak ada relokasi sehingga tidak dibangun hunian sementara. Titik-titik lokasi yang akan dibangun Huntara akan disepakati bersama dengan Pemerintah Kota Palu.
Direktur Jenderal Cipta Karya Kementerian PUPR Danis H Sumadilaga menjelaskan, dalam masa tanggap darurat, Kementerian PUPR fokus terhadap empat tugas yakni, membantu evakuasi korban bencana, penyediaan air bersih dan sanitasi, pembersihan kota dari puing-puing bangunan, dan penyelesaian masalah konektivitas.
"Untuk konektivitas saat ini jalan jalan sudah mulai terbuka dari mulai lintas barat, lintas tengah, lintas timur, dan perbaikan dua jembatan di jalan nasional, dengan terbukanya konektivitas, bantuan logistik sudah mulai lancar," ujar Danis beberapa waktu lalu.
Danis menambahkan, untuk menyediakan air bersih dan sanitasi bagi pengungsi, Kementerian PUPR telah menyediakan 22 Hidran Umum (HU) berkapasita masing-masing 2 ribu liter yang tersebar di 18 titik.
Lokasi-lokasi HU diantaranya di Lapangan Watulempo, Halaman Balaikota, Bundaran Biromaru, Bundaran STQ, Makorem, Mesjid Raya, Mako Sabara Paboya, Lapangan Anoa, Lapangan Perdos, Lapangan Dayodara, GOR Srikandi, Kampung Siswa (Kel. Baiya), Kel. Patoloan Boya, BTN Lasonni, Mako Set Brimob Mamboro, Lapangan Bonja Vera di Kabupaten Donggala (2 unit), Lapangan Kawatuna (2 unit), dan Gedung RRI Palu (2 unit).
Untuk menyediakan air bersih, selain hidran umum dan mobil tangki air, Kementerian PUPR mengirimkan mobil IPA (Instalasi Pengolahan Air) yakni 2 unit dari Surabaya dan 1 unit Bekasi. Ketiga mobil telah tiba di Palu dan digunakan memenuhi kebutuhan air bersih pengungsi.
Kementerian PUPR telah mengerahkan alat berat untuk pembersihan Kota Palu dan Donggala. Total alat berat yang sudah beroperasi terdiri 26 eksavator, 12 dump truck, enam wheel loader, enam buldozer, satu unit rock breaker, dan satu unit backhoe loader. Jumlah alat berat akan ditambah yang dikirim dari kota-kota di Pulau Sulawesi.
Alat berat untuk evakuasi korban dan pembersihan puing-puing di Hotel Roa-roa dioperasikan satu unit rock breaker. Di permukiman Balaroa dioperasikan lima eksavator, satu buldozer, satu dump truk dan satu wheel loader dan Perumahan Petobo sebanyak tujuh eksavator, satu dump truck dan satu back hoe loader.
Dalam pemulihan akses jalan di Kebon Kopi sebanyak tujuh eksavator, lima buldozer, lima dump truck dan satu wheel loader. Di ruas Loli - Taman Ria Tipodan Bulili dioperasikan satu eksavator dan satu wheel loader. Untuk ruas jalan Juanda - Diponegoro di Kota Palu dioperasikan lima eksavator, lima dump truck, tiga wheel loader, dan satu eksavator di Sigi dan Langaleso.