REPUBLIKA.CO.ID, PALU -- Kondisi sistem kelistrikan di Palu, Sulawesi Tengah (Suteng), diklaim sudah menyala 85 persen setelah mati total sejak diguncang gempa dan tsunami pada Jumat (28/9). Asisten Analis Niaga dan Pelayanan Pelanggan PT PLN Regional Sulawesi, Agung Ari Susanto saat ditemui di Posko PLN Peduli di Palu, Sabtu (6/10), memerinci bahwa enam dari tujuh gardu induk di Sulawesi Tengah yang ada kini sudah menyala.
Gardu induk itu berada di Poso, Pamona, Pasang Kayu, Silae, S idera, Talise, dan Parigi. Agung juga menyebutkan 31 dari 45 penyulang sudah beroperasi.
Ke-31 penyulang yang sudah beroperasi itu telah membuat 31 lokasi jaringan berjalan normal. Antara lain di area bandara dan sekitarnya, berbagai wilayah di Jalan Trans-Sulawesi di Tondo, seluruh wilayah di Kelurahan Silae, sepanjang Jalan RA Kartini, Jalan Sisingamangaraja dan Jalan Prof M Yamin, Jalan Emy Saelan, Tatangga Palu Barat, sepanjang Jalan Sam Ratulangi.
Lalu wilayah penyulang Mawar Maesa, Balaroa, Tulip, Seroja, Birumaru, Siboang, Bora, Palolo, dan Pakuli. Pelanggan prioritas yang telah menyala ada di sembilan perkantoran pemerintah dan TNI/Polri, instansi PDAM, sembilan kantor perbankan dan ATM, sembilan lokasi SPBU, enam rumah sakit, delapan BTS (base transciever station), dan 12 titik ekonomi Palu.
Untuk memulihkan sistem kelistrikan tersebut, PLN mengerahkan 1.141 personel bantuan dari berbagai daerah. Terdiri atas tenaga pembangkitan, tenaga transmisi, tenaga distribusi, tenaga logistik, dan tenaga kesehatan.
Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) telah memperpanjang waktu pencarian korban gempa dan tsunami di Palu dan Donggala, Sulawesi Tengah, hingga Senin (8/9). Hingga hari ketujuh evakuasi korban bencana gempa bumi dan tsunami di Donggala dan Palu, Sulawesi Tengah, korban meninggal dunia mencapai 1.571 orang.
Kepala Pusat Data Informasi dan Humas BNPB Sutopo Purwo Nugroho mengatakan, sejauh ini korban terbanyak ditemukan di Kota Palu yakni mencapai 1.152 orang. Sementara korban meninggal di Kabupaten Donggala sebanyak 144 orang. Sisanya, terdapat di Sigi 62 orang, Parigi Moutong 12 orang, serta di Pasangkayu, Sulawesi Barat sebanyak 1 orang.
"Sesuai mekanisme pencarian oleh Basarnas selama tujuh hari karena masih banyak belum ditemukan ditambah tiga hari sehingga total 10 hari. Nanti, jika masih dibutuhkan tambahan waktu lagi akan tetap dicari tapi dengan kekuatan yang dikurangi," kata Sutopo dalam Konferensi Pers di Kantor Pusat BNPB, Jakarta, Jumat (5/10) sore.