REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Bantuan logistik dari berbagai daerah terus berdatangan untuk korban gempa dan tsunami di Donggala dan Palu, Sulawesi Tengah. Namun, Kepala Biro Humas Palang Merah Indonesia (PMI) Pusat Aulia Arriani mengatakan, keterbatasan transportasi menjadi kendala distribusi logistik ke wilayah terdampak.
"Kendala sekarang adalah transportasi. Bantuan sudah siap tapi kendaraan sulit. Kita ingin sewa kendaraan warga tapi juga sulit," kata Aulia di Cikini, Jakarta Pusat, Sabtu (6/18) pagi.
Aulia mengatakan, distribusi bantuan sementara ini masih mengandalkan jalur darat. PMI mengerahkan kendaraan truk milik PMI maupun truk sewaan, baik kendaraan sewaan di Kota Palu maupun dari Kabupaten Mamuju dan Kota Makassar. Namun, Aulia berharap relawan-relawan PMI yang masih akan berdatangan diharapkan turut membawa kendaraan masing-masing.
Selain jalur darat, jalur udara turut ditempuh menggunakan helikopter untuk mendistribusikan bantuan ke daerah yang terisolir. Daerah terisolir tersebut terutama terletak di lereng-lereng gunung. Mereka yang mengungsi di lereng gunung adalah masyarakat yang tinggal di pesisir pantai wilayah Donggala.
"Mereka adalah masyarakat yang tinggal di pesisir pantai dan mereka mengevakuasi dirinya ke daerah pegunungan. Kebutuhan mendesak mereka adalah makanan dan perlengkapan bayi," tuturnya.
Menurut Aulia, PMI hingga saat ini sudah bergerak di tiga wilayah, yakni Kabupaten Sigi, Kabupaten Donggala, dan Kota Palu. Total ada 426 relawan PMI yang dikerahkan untuk membantu evakuasi korban dan distribusi bantuan. Pasca satu minggu bencana, PMI fokus distribusi bantuan untuk korban.
Sementara fokus mendistribusikan barang, relawan PMI di lapangan tengah melalukan verifikasi terhadap sejumlah wilayah di Kota Palu yang diduga belum terjangkau bantuan logistik. Wilayah tersebut diantaranya di Palu Barat, Palu Utara, Palu Timur, Palu Air, Ulujadi, Tatanga, dan Mantikulore.