Jumat 05 Oct 2018 17:07 WIB

Atlet Paralayang Korsel Meninggal Akibat Gempa di Palu

BNBP mencatat mencatat sebanyak 120 WNA berada di Palu saat terjadi gempa dan tsunami

Sejumlah alat berat saat melakukan proses evakuasi korban yang tertimbun reruntuhan bangunan Hotel Roa Roa, Palu, Sulawesi Tengah, Senin (1/10).
Foto: Republika/Putra M. Akbar
Sejumlah alat berat saat melakukan proses evakuasi korban yang tertimbun reruntuhan bangunan Hotel Roa Roa, Palu, Sulawesi Tengah, Senin (1/10).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kepala Pusat Data, Informasi dan Hubungan Masyarakat Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Sutopo Purwo Nugroho mengatakan satu warga negara Korea Selatan (Korsel) yang merupakan atlet paralayang ditemukan meninggal akibat gempa dan tsunami di Sulawesi Tengah.

"Korban ditemukan meninggal di reruntuhan Hotel Roa-roa, Palu. Korban berada di Palu untuk mengikuti salah satu festival," katanya dalam jumpa pers terkait gempa dan tsunami Sulawesi Tengah di Graha BNPB, Jakarta, Jumat (5/10).

Ia menambahkan warga negara Korea Selatan yang meninggal itu ditemukan bersama tujuh korban meninggal lainnya di reruntuhan Hotel Roa-roa pada Kamis (4/10). Menurutnya 120 warga negara asing yang berada di Palu saat terjadi gempa dan tsunami seluruhnya telah teridentifikasi.

Menurut Sutopo, 119 orang warga negara asing telah selamat dan sebagian besar sudah dievakasi keluar dari Palu. "Hanya dua yang masih berada di Palu karena keperluan pribadi. Sebagian warga negara asing terdampak bencana juga sudah kembali ke negaranya," jelasnya.

Ia mengemukakan korban meninggal dunia akibat gempa dan tsunami di Sulawesi Tengah hingga Kamis pukul 21.00 WITA mencapai 1.424 orang. Sebanyak 1.551 korban meninggal dunia telah dimakamkan setelah evakuasi.

Gempa bumi berkekuatan 7,7 Skala Richter yang telah dimutakhirkan oleh BMKG menjadi 7,4 Skala Richter mengguncang wilayah Palu dan Donggala pada Jumat (28/9) pukul 17.02 WIB. Pusat gempa berkedalaman 10 kilometer itu berada pada 27 kilometer Timur Laut Donggala.

BMKG telah mengaktivasi peringatan dini tsunami dengan status Siaga (tinggi potensi tsunami 0,5 meter hingga tiga meter) di pantai Donggala bagian barat, dan status Waspada (tinggi potensi tsunami kurang dari 0,5 meter) di pantai Donggala bagian Utara, Mamuju bagian Utara dan Kota Palu bagian Barat. BMKG mengakhiri peringatan dini tsunami sejak Jumat (28/9) pukul 17.36 WIB.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement