REPUBLIKA.CO.ID, PURWAKARTA -- Calon Wakil Presiden, KH Ma'ruf Amin meminta penyebar hoaks tentang kasus dugaan penganiayaan Ratna Sarumpaet segera ditindak pihak yang berwenang. Menurut dia, setiap berita hoaks yang muncul di tengah proses Pemilihan Presiden (Pilpres) sudah seharusnya ditindak penegak hukum.
"Ya harus ditindak, dan yang menindak adalah penegak hukum yang memilki otoritas," ujar Kiai Ma'ruf saat ditemui di Rumah Makan Sate Maringgi Haji Yetty, Cibingur, Purwakarta, Jawa Barat, Rabu (3/10).
Saat mendengar isu penganiyaan Ratna ternyata hoaks, Kiai Ma'ruf tidak mengetahui harus memberikan dukungan seperti apa lagi. Kiai Ma'ruf hanya menyerahkan kasus tersebarnya hoaks itu kepada pihak yang berwenang.
"Saya denger itu hoaks kok. Saya kira kalau tidak benar, saya tidak tahu dukungan seperti apa. Nah itu nanti kita serahkan kepada pihak-pihak yang berkopetensi. Soal bagaimana menangani hoaks," kata Kiai Ma'ruf.
Kiai Ma'ruf juga mengimbau agar masyarakat tidak mudah percaya terhadap isu bohong atau berita hoaks yang kini bisa menyebar dengan sangat cepat. Apalagi, saat ini merupakan tahun politik.
"Wah itu jangan percaya lah pada isu-isu yang bohonglah," kata Kiai Ma'ruf.
Sementara, Ratna Sarumpaet sendiri sudah mengakui bahwa dirinya tidak dianiaya oleh sekelompok orang, tapi wajah lebam yang ia alami murni akibat efek dari operasi plastik untuk keperluan sedot lemak di wajahnya. Ratna pun telah memohon maaf kepada semua pihak terutama Koalisi Adil Makmur, pengusung capres-cawapres Prabowo-Sandiaga.