Rabu 03 Oct 2018 07:15 WIB

Festival Tajug 2018 Sambut Hari Santri di Cirebon

Sebanyak 10 ribu santri dan takmir masjid direncanakan akan hadir.

Rep: Lilis Handayani/ Red: Dwi Murdaningsih
Keraton Kasepuhan Cirebon (ilustrasi)
Foto: Republika/Agung Supriyanto
Keraton Kasepuhan Cirebon (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, CIREBON – Menyambut Hari Santri Nasional, berbagai acara telah disiapkan Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU). Salah satunya Festival Tajug 2018, yang akan digelar bekerja sama dengan Kesultanan Kasepuhan Cirebon.

"Kegiatannya akan digelar pada 20 - 22 Oktober 2018 di Alun-alun Kesepuhan Cirebon," ujar Ketua Panitia Festival Tajug 2018, KH Muh Musthofa Aqiel Siroj, saat menggelar jumpa pers di Aula Al-Ghadir Ponpes Kempek, Kecamatan Gempol, Kabupaten Cirebon, Selasa (2/10).

Musthofa mengatakan, acara puncak Hari Santi Nasional pada 22 Oktober 2018, rencananya akan dihadiri Presiden Jokowi. Dalam acara itupun sebanyak 10 ribu santri dan takmir masjid direncanakan akan hadir. Musthofa mengungkapkan, keberadaan tajug dan masjid merupakan tanda kehadiran Islam di Indonesia. Sejak Islam hadir di negeri ini, jumlah masjid dan mushola telah mengalami perkembangan yang pesat.

Bahkan, kata Musthofa, berdasarkan data Kementerian Agama RI, terdapat satu juta masjid  dan mushola di Indonesia. Menurutnya, jumlah itu menunjukkan potensi yang sangat besar jika dimanfaatkan secara optimal bagi pembangunan masyarakat.

Untuk itu, PBNU dan Keraton Kasepuhan Cirebon menilai penting diselenggarakannya kegiatan Festival Tajug. Hal itu sebagai upaya menumbuhkembangkan kesadaran masyarakat tentang pentingnya gerakan memakmurkan masjid.

"Kita wujudkan peradaban dan kebudayaan Islam menuju cita-cita kehidupan masyarakat yang baldatun thayyibatun wa rabbun ghofur," kata Musthofa.

Dalam kesempatan yang sama, Sekretaris Panitia Festival Tajug 2018, Muiz Ali Murtadlo menjelaskan, dalam Festival Tajug 2018 selama tiga hari, akan diisi dengan berbagai kegiatan. Yakni, halaqoh menyongsong satu abad Nahdatul Ulama, pentas musik budaya Ki Ageng Ganjur, pelatihan kader penggerak NU, bersih-bersih Masjid Kesultanan dan lomba tahfiz Alquran juz 30.

Selain itu, adapula pelatihan salat sempurna menurut Rasullah SAW, lomba puji-pujian masjid, lomba azan pitu, perform Syekhermania Cirebon, dan tajug expo berupa pameran UMKM dan IKM.

"Untuk pembukaan Festival Tajug 2018 rencannya akan dilakukan oleh gubernur Jawa Barat," kata Muiz.

Sementara itu, Perwakilan Keraton Kasepuhan Cirebon, Ahmad Jazuli mengungkapkan pihak Keraton Kasepuhan Cirebon mengapresiasi digelarnya kegiatan Festival Tajug 2018.

"Melalui acara ini, kami berharap agar masyarakat terutama di Cirebon kembali pada jati dirinya, karena Sunan Gunung Jati mendirikan kesultanan (Cirebon) bukan untuk kekuasaan tapi untuk syiar Islam," kata Jazuli.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement