REPUBLIKA.CO.ID, SURABAYA -- Rektor Universitas Airlangga Mohammad Nasih mengungkapkan banyaknya civitas akademika Unair yang diberangkatkan sebagai relawan untuk membantu korban gempa bumi dan tsunami di Kabupaten Donggala, Palu, Sulawesi Tengah. Beberapa dokter dan perawat juga sudah berangkat ke lokasi bencana. Bahkan, tim Rumah Sakit Terapung juga telah bergeser dari Lombok menuju Palu dan Donggala.
Maka dari itu, Nasih mengimbau, tim dari Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM), Mahasiswa Tanggap Bencana (Mahagana), UKM Pramuka, UKM KSR, dan beberapa mahasiswa yang menjadi relawan, untul mempersiapkan segala sesuatunya dengan matang. Selain itu, menurutnya pemetaan tim dan berbagai rencana kegiatan kemanusiaan yang akan dilakukan selama menjadi relawan juga harus tersusun dengan baik.
"Tujuannya, agar saat menjadi relawan benar-benar bisa optimal, bukan justru malah sebaliknya," kata Nasih di Surabaya, Selasa (2/10).
Nasih juga mengimbau kepada tim yang berangkat untuk melakukan koordinasi yang matang dengan berbagai pihak. Baik dari pihak dokter, perawat, psikolog, dan utamanya dengan tim dari Lembaga Pengabdian Kepada Masyarakat (LPM)
Mengingat sedang berlangsungnya Ujian Tengah Semester (UTS), tim mahasiswa yang berangkat juga menurutnya harus bisa membagi waktu antara ujian dan relawan dengan bijak. Selain itu, selama menunggu persiapan berangkat, tim mahasiswa juga bisa melakukan berbagai kegiatan untuk penggalian dana donasi kepada seluruh civitas Unair.
Ketua BEM Unair Galuh Teja Sakti mengatakan, tim mahasiswa yang tergabung dari berbagai elemen itu siap untuk mengkondisikan tim yang akan berangkat dengan sebaik-baiknya. Teja juga mengatakan, nantinya tim yang berangkat akan dibagi ke dalam berbagai tugas.
"Seperti trauma healing, dapur umum, pertolongan pertama, dan berbagai kegiatan untuk pemulihan lokasi bencana," ujar Teja.