Senin 01 Oct 2018 13:07 WIB

Gempa-Tsunami Sulteng yang Menyatukan Kedua Kubu Capres

Kedua kubu sepakat untuk menghentikan kegiatan kampanye terutama di Sulawesi.

Rep: Febrianto Adi Saputro, Rizky Suryarandika, Dedy Darmawan Nasution, Fauziah Mursid/ Red: Muhammad Hafil
Petugas menurunkan jenazah korban gempa tsunami Palu untuk dimakamkan di Poboya, Mantikulore, Palu, Senin (1/10).
Foto: Antara/Muhammad Adimaja
Petugas menurunkan jenazah korban gempa tsunami Palu untuk dimakamkan di Poboya, Mantikulore, Palu, Senin (1/10).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA – Gempa dan tsunami di Sulawesi Tengah berdampak pada perpolitikan nasional. Di mana, kedua kubu capres-cawapres sepakat untuk menghentikan sementara kegiatan kampanye, terutama di daerah terdampak gempa di Sulawesi.

Imbauan untuk menghentikan kampanye itu awalnya dilontarkan oleh presiden keenam RI Susilo Bambang Yudhoyono (SBY). Dia menyarankan kampanye di Sulawesi Tengah dihentikan sementara. Penghentian kampanye ini sehubungan adanya musibah gempa dan tsunami.

SBY dalam videonya di Youtube, Ahad (30/9), meminta semua pihak bersatu padu dan mengutamakan membantu pemerintah dan membantu masyarakat yang terkena musibah. "Sementara, kegiatan kampanye kita hentikan dulu," saran SBY.

SBY mengatakan, meskipun tidak sebesar dan sedahsyat di Aceh dan Nias dulu, gempa bumi dan tsunami yang melanda Sulawesi Tengah juga besar dan korbannya juga banyak. "Oleh karena itu, tindakan cepat Presiden Jokowi untuk berkunjung ke daerah bencana saya nilai tepat," kata Ketua Umum Partai Demokrat ini.

Dengan datang langsung ke daerah bencana, kata SBY, Presiden Joko Widodo bisa melihat situasi dan mengambil keputusan agar operasi tanggap darurat berjalan dengan cepat dan juga efektif. "Dan, dalam keadaan seperti ini, saya berpendapat dan menyarankan agar untuk sementara waktu, paling tidak untuk Sulawesi Tengah di Palu, Donggala, dan sekitarnya kegiatan kampanye pemilu dihentikan," ujar SBY lagi.

"Saya kira saatnya kita menunjukkan solidaritas untuk saudara-saudara kita yang mengalami musibah dan sekaligus membantu pemerintah untuk mengatasi bencana ini, baik pada fase tanggap darurat maupun nanti saat rehabilitasi dan rekonstruksi," ujarnya pula.

Baca juga: Terkait Penjarahan, Aprindo Sesalkan Sikap Pejabat

Baca juga: ACT: Korban Meninggal Dunia Gempa-Tsunami Capai 1.203 Orang

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement