Ahad 30 Sep 2018 17:23 WIB

Sebagian Ponpes Al Khairat Milik Keluarga Salim Segaf Roboh

Kecamatan di tempat Ponpes Al Khairat mengalami kerusakan paling besar.

Rep: Umar Mukhtar/ Red: Muhammad Hafil
Suasana jembatan Palu IV atau Panolele yang roboh akibat gempa dan tsunami di Pantai Talise, Palu, Sulawesi Tengah, Minggu (30/9).
Foto: Antara/Akbar Tado
Suasana jembatan Palu IV atau Panolele yang roboh akibat gempa dan tsunami di Pantai Talise, Palu, Sulawesi Tengah, Minggu (30/9).

REPUBLIKA.CO.ID,  JAKARTA -- Sejumlah gedung Pondok Pesantren Al-Khairat milik keluarga Ketua Majelis Syuro PKS Habib Salim Segaf Al-Jufri, di Palu Barat, Kota Palu, Sulawesi Tengah, rusak dan ada yang roboh. Beberapa gedung masih berdiri meski telah mengalami kerusakan. Ini terjadi pascagempa yang melanda beberapa wilayah di Sulteng, Jumat (28/9).

"Kecamatan Palu Barat tempat Al-Khairat berada adalah lokasi yang paling besar kerusakannya di beberapa kelurahan tenggelam ditelan longsor sampai 7 meter ke bawah. Gedung Al-Khairat ada beberapa yang rusak dan roboh, yang lain masih berdiri walaupun rusak," kata murid Salim Segaf, Ustaz Khairan, berdasarkan informasi keluarganya yang tinggal di dekat ponpes, Ahad (30/9).

Khairan menambahkan, gedung madarasah tsanawiyah Al-Khairat pusat masih aman. Hanya saja, pintu gerbang madrasah tersebut roboh. "Rumah Habib Assegaf, rumah Habib Abdillah, dan rumah-rumah yang berada di jalan Mangga (Kecamatan Palu Barat), alhamdulillah tidak rusak. Hanya perabotan dalam rumah hancur," tutur Khairan.

Hasil pantauan Antara di sekeliling Kota Palu, hingga Sabtu pagi (29/9) kemarin, mencatat korban gempa bumi di Donggala, Sulteng, diduga mencapai ratusan jiwa. Mereka belum dievakuasi dari gedung-gedung yang ambruk.

photo
Dampak gempa-tsunami di Palu dan Donggala.

Kepala LKBN Antara Biro Sulawesi Tengah Rolex Malaha ketika dihubungi via telepon melaporkan pusat perbelanjaan atau mal terbesar di Kota Palu, Mal Tatura di Jalan Emy Saelan ambruk. Masih ada puluhan hingga seratusan orang yang terjebak di dalam pusat perbelanjaan empat lantai yang dibangun 2006 itu.

Menurut salah seorang pegawai mal yang ditemui, para korban yang terjebak di dalam mal yang ambruk sebagian itu belum dievakuasi. Di Rumah Sakit Budi Agung Palu di Jalan Maluku terdapat 14 jenazah yang dibawa dari Mal Tatura berada di rumah sakit itu.

Sedangkan seratusan orang terluka. Korban yang mengalami patah kaki dan luka-luka masih berada di halaman rumah sakit dan sebagian ruang pasien. Namun, mereka belum ditangani secara medis karena belum ada dokter yang menangani.

Hotel Roa-Roa berlantai delapan yang berada di Jalan Pattimura juga rata dengan tanah. Di hotel yang memiliki 80 kamar itu terdapat 76 kamar yang terisi oleh tamu hotel yang menginap.

Menurut sejumlah orang yang ditemui di hotel yang roboh itu, banyak korban yang berada dalam reruntuhan gedung hotel. Di lokasi lain seperti di arena Festival Pesona Palu Nomoni, puluhan hingga seratusan orang pengisi acara, sebagian merupakan para penari, juga belum diketahui nasibnya. Gelombang tsunami menyapu pantai sekitar tempat acara festival tahunan itu.

Baca juga: Tiga Dugaan Penyebab Tsunami di Palu-Donggala

Baca juga: Pasha 'Ungu' dan Istrinya Tidur di Tenda Pengungsian

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement