REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pemulihan pascamusibah gempa dan tsunami di Donggala dan Palu terus dilakukan. Kini, Kementerian Sosial RI tengah fokus pada pemenuhan kebutuhan makanan dan shelter.
Menteri Sosial Agus Gumiwang Kartasasmita mengungkapkan saat ini Kemensos memobilisasi Dapur Umum Lapangan (Dumlap) untuk Kabupaten Donggala dan Palu. Selain itu, pihaknya juga menyiapkan tempat perlindungan sementara (shelter) untuk korban gempa dan tsunami di wilayah tersebut.
"Kami memberangkatkan enam Dapur Umum Lapangan dari daerah sekitar gempa yakni Gorontalo, Sulawesi Barat dan Sulawesi Selatan. Selanjutnya akan ditambah lagi menyesuaikan kebutuhan di lapangan. Saat ini kami sedang siapkan penambahan dapur umum tersebut," kata Agus dalam keterangan tertulis, Ahad (30/9).
Agus mengungkapkan, satu unit dapur umum lapangan dapat memasak 2 ribu nasi bungkus untuk satu kali memasak. Sehari memasak hingga tiga kali. Hal ini artinya dalam satu hari satu dapur umum menghasilkan 6 ribu nasi bungkus.
"Jadi jika ada 6 dumlap, harapannya bisa melayani hingga 36 ribu nasi bungkus per hari," ucap dia.
Menurut dia, hari ini Tim Kementerian Sosial bersama Tagana Gorontalo telah tiba di Palu. Tugas tim dari pusat ini adalah untuk melakukan pemetaan titik dapur umum dan pendirian shelter, berkoordinasi dengan Dinas Sosial setempat, BNPB dan berbagai lembaga pegiat kemanusiaan yang tergabung dalan Klaster Nasional Pengungsian dan Perlindungan.
Dampak gempa-tsunami Palu dan Donggala
Kemensos, lanjut dia, juga menyiapkan 3 ribu sembako yang dibeli di Makassar untuk selanjutnya akan didistribukan ke Palu dan Donggala oleh Tagana. Tim juga sudah membangun tenda serbaguna untuk rumah sakit darurat, membagikan velbed untuk pasien yang bergeletakan di halaman rumah sakit, menyiapkan dapur umum lapangan di depan rumah jabatan Gubernur, menetapkan Pusdalop Sosial di Kantor Dinas Sosial Provinsi.
“Insya Allah hari ini disiapkan tenda serba guna untuk posko induk sosial,” tambah Agus.
Dirjen Perlindungan dan Jaminan Sosial Kemensos Harry Hikmat mengatakan, saat ini Kementerian Sosial telah mengerahkan personel Tagana dari Sulawesi Tengah sebanyak 779 orang. Dibantu mobilisasi Tagana dari luar Provinsi Sulawesi Tengah yakni Gorontalo, Sulawesi Selatan. Jumlah sementara Tagana dari luar Sulteng sebanyak 139 orang dan akan terus bertambah di antaranya Jawa Timur dan DKI Jakarta.
"Rekan-rekan Tagana dan Pendamping di daerah sekitar yg tidak terkena bencana sudah digerakkan untuk bantu evakuasi termasuk tenaga Pendamping PKH," tegas Harry.