Sabtu 29 Sep 2018 20:22 WIB

Kerusakan di Palu: Hotel Rata Tanah, Jembatan Ikon Roboh

Nasib korban yang tertimpa bangunan roboh belum diketahui.

Rep: Mimi Kartika/ Red: Nur Aini
Sejumlah kerusakan akibat gempa dan tsunami di Palu, Sulawesi Tengah , Sabtu (29/9).
Foto: Antara/BNPB
Sejumlah kerusakan akibat gempa dan tsunami di Palu, Sulawesi Tengah , Sabtu (29/9).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Gempa berkekuatan 7,4 skala richter (SR) mengguncang Kabupaten Donggala, Sulawesi Tengah berdampak hingga Palu pada pukul 17.02 WIB, Jumat (28/9). Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) menyebut gempa tersebut mengakibatkan sejumlah kerusakan bangunan.

"Kerusakan masih terus dilakukan pendataan. Informasi sementara yaitu berbagai bangunan, mulai rumah, pusat perbelanjaan, hotel, rumah sakit, dan bangunan lainnya ambruk sebagian atau seluruhnya," ujar Kepala Pusat Data Informasi dan Humas BNPB Sutopo Purwo Nugroho di Graha BNPB, Jakarta Timur, Sabtu (29/9).

Ia mengatakan, masih terus mendata bangunan-bangunan yang mengalami kerusakan akibat gempa dan tsunami di Palu dan Donggala. Selain itu, kerusakan terjadi di Mal Tatura, pusat perbelanjaan terbesar di Kota Palu tepatnya berada di Jalan Emy Saelan. Ada pula Hotel Roa-Roa di Jalan Pattimura yang berlantai delapan rata dengan tanah.

"Hotel yang memiliki 80 kamar itu terdapat 76 kamar yang terisi oleh tamu hotel yang menginap, lalu arena Festival Pesona Palu Nomoni, puluhan hingga seratusan orang pengisi acara, sebagian merupakan para penari, belum diketahui nasibnya," tutur Sutopo.

photo
Foto udara kondisi kota Palu pascagempa dengan magnitudo 7,4 SR, Sabtu (29/9).

Selanjutnya, Rumah Sakit Anutapura yang berlantai empat di Jalan Kangkung, Kamonji, Kota Palu, roboh. Jembatan Ponulele yang menghubungkan antara Donggala Barat dan Donggala Timur juga roboh. Jembatan yang menjadi ikon wisata Kota Palu itu rusak akibat gempa di Palu. Selain itu, jalur trans Palu-Poso-Makassar tertutup longsor.

Sementara mengenai listrik, Sutopo menyebut ada tujuh gardu induk (GI) PLN padam akibat gempa di Palu dan Donggala tersebut. Akan tetapi, ia mengatakan, hanya dua gardu induk yang bisa dihidupkan kembali.

Jaringan komunikasi di Donggala, Palu, dan sekitarnya tidak dapat beroperasi karena pasokan listrik PLN putus. Terdapat 276 base station yang tidak dapat dapat digunakan. Kemudian bandara juga mengalami kerusakan terutama Bandara Mamuju tetapi masih berfungsi. Bandara Palu (Mutiara SIS Al-Jufrie) ditutup sampai 29 September 2018 pukul 19.20 WITA, dengan catatan tidak terjadi gempa atau tsunami lagi.

"Bandara Toli-Toli normal. Bandara Poso normal. Bandara Luwuk Bangai yaitu terjadi pergeseran tiang tower namun masih berfungsi," kata Sutopo.

photo
Foto udara kondisi kota Palu pascagempa dengan magnitudo 7,4 SR, Sabtu (29/9).

Sutopo menuturkan Pelabuhan Pantoloan yang ada di Kota Palu mengalami kerusakanan paling parah. Quay crane yang biasanya digunakan untuk bongkar muat peti kemas roboh. Kemudian Pelabuhan Wani bangunan dan dermaga mengalami kerusakan.

"KM Sabuk Nusantara 39 terhempas tsunami ke daratan sejauh 70 meter dari dermaga. Pelabuhan Ampana, Pelabuhan Luwuk, Pelabuhan Belang-belang, Pelabuhan Majene kondisi baik dan tidak ada kerusakan akibat gempa," kata Sutopo.

Baca: Jumlah Pengungsi Gempa Palu Lebih dari 16 Ribu Orang

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement