REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) memperkirakan jumlah pengungsi di Kota Palu mencapai 16.732 orang per Sabtu (29/9) pukul 16.00 WIB. Kepala Pusat Data Informasi dan Humas BNPB Sutopo Purwo Nugroho mengatakan, para pengungsi tersebut tersebar di 24 titik.
"Berdasarkan sebaran yang ada untuk di wilayah kota Palu, ada 24 titik dan namanya pengungsi juga kadang naik turun tetapi 16.732 jiwa ini harus kita penuhi kebutuhan dasarnya," ujar Sutopo di Graha BNPB, Jakarta Timur, Sabtu (29/9).
Ia mengatakan, masih mengalami kendala dalam menyalurkan bantuan. Hal itu disebabkan karena ketersediaan personel yang terbatas. Sutopo menyebut, pihaknya masih fokus dalam melakukan penanganan, pencarian, penyelamatan, dan pertolongan korban
"Jadi dilakukan oleh TNI, Polri, Basarnas, relawan bahkan masyarakat-masyarakat juga membantu di dalam proses pencarian dan penyelamatan korban ini," kata dia.
Sutopo menambahkan, data jumlah pengungsi masih terus bertambah. Sementara, saat ini, para pengungsi berasa di tenda-tenda di luar seperti di lapangan. Ia mengimbau, masyarakat tetap bersabar. Ia memastikan, pemerintah akan terus memberikan bantuan untuk memenuhi kebutuhan-kebutuhan dasar bagi para pengungsi di Palu dan Donggala.
"Masyarakat sebagian besar tetap melakukan aktivitas di luar rumah. Mereka masih trauma dengan kejadian gempa apalagi ada gempa gempa susulan apalagi kondisi rumahnya sudah rata dengan tanah, rusak, dan sebagainya," tutur Sutopo.
Ia tetap mengimbau masyarakat yang kembali ke rumah tetap meningkatkan kewaspadaannya. Ia menyarankan masyarakat agar merespon untuk cepat keluar bangunan menuju lapangan terbuka ketika terjadi gempa.
"Banyak sekali perbukitan yang mudah longsor, hindari di tiang listrik, hindari di papan-papan baliho, dan sebagainya yang berpotensi untuk terjadinya longsor," kata Sutopo.
Baca: Komunikasi Terputus, Korban Gempa Donggala tak Diketahui