REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Peneliti Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) Luky Sandra Amalia mengatakan, 'drama' pengganti Sandiaga Uno menduduki kursi wagub DKI dapat cepat diselesaikan dengan instruksi yang jelas dari Ketum DPP Partai Gerindra Prabowo Subianto. Luky menilai 'drama' soal Wagub DKI harus segera diselesaikan demi masyarakat Jakarta.
"Soal perebutan kursi wakil gubernur antara Gerindra dan PKS, saya rasa semua drama ini akan selesai ketika Pak Prabowo menginstruksikan kepada Gerindra karena walau bagaimana pun sampai saat ini Gerindra adalah milik Pak Prabowo," katanya dalam diskusi Populi Center di Jakarta, Kamis (27/9).
Luky pun mempertanyakan alasan hingga kini Prabowo masih belum menginstruksikan kepada partainya, walau sudah mengetahui apa pun yang dikatakan akan dijalankan oleh Gerindra. Luky mencontohkan, dalam pengalaman Pilkada 2018 di Sumatera Selatan, di tingkat daerah sudah mengusulkan nama ke DPP, saat Prabowo mengubah nama, semua menerimanya.
"Itu terjadi di pilkada. Itu mungkin saja terjadi di kursi wagub DKI," ujarnya.
Menurutnya, persoalan internal harus segera diselesaikan agar koalisi untuk mendukung capres-cawapres tetap solid, sementara konflik Gerindra dan PKS untuk wagub DKI dapat mempengaruhi soliditas anggota koalisi Prabowo-Sandiaga. Untuk menentukan, kata dia, salah satunya dengan evaluasi 11 bulan hasil kerja Anies Baswedan-Sandiaga Uno, selanjutnya dicari wagub yang dapat menutupi kelemahan Anies Baswedan.
"Parpol kembali meletakkan semata kepentingan politik partai atau mau mengakomodasi masyarakat Jakarta maunya apa," kata Luky.
Sementara itu, Direktur Pencapresan PKS Suhud Aliyudin menyebut di level pimpinan sudah terdapat kesepakatan, yakni Prabowo menyetujui kursi Wagub DKI menjadi milik PKS. "Cuma dalam realisasinya membutuhkan proses, yakni melalui DPRD. Nah, ini yang membuka ruang munculnya seperti yang sekarang ini. Masing-masing saling mendorong," ucap Suhud.