REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Wakil Ketua Majelis Syuro PKS, Hidayat Nur Wahid mengatakan, partainya akan tetap solid mendukung pasangan capres-cawapres Prabowo Subianto-Sandiaga Uno. Menurutnya, saat ini bukan lagi waktunya antara Partai Gerindra dan PKS merebutkan kursi Wagub DKI, tapi harus fokus ke masa kampanye Pilpres dan Pileg 2019.
"Yang jelas, kami masih komitmen dalam konteks PKS mendukung Prabowo-Sandi sebagai pasangan capres cawapres," kata Hidayat di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta Selatan, Kamis (29/9).
Hidayat mengatakan, sejauh ini sudah ada titik temu antara Ketua Umum Gerindra Prabowo Subianto dan Ketua Umum PKS Sohibul Iman. Baginya, sikap PKS sudah final dengan mengajukan dua nama, Mantan Wakil Walikota Bekasi Ahmad Syaikhu dan Sekretaris Umum Dewan Pimpinan PKS DKI Jakarta Agung Yulianto. Selanjutnya, keputusan ada di tangan prabowo.
PKS percaya Prabowo akan memberikan keputusan bijaksana terkait siapa yang menduduki kursi Wagub DKI untuk mendampingi Anies Baswedan. "Kita tunggu sikap daripada Gerindra. Dalam konteks ini bukan sekadar ketua DPW atau DPD DKI Partai Gerindra tapi adalah Ketua Umum. Bola ada di tangan Gerindra," ujarnya.
Hidayat mengatakan, Anies sebagai gubernur juga tidak bisa ikut mendukung atau tidak mendukung. Sebab, jika merujuk pada aturan perundang-undangan yang berlaku, Gubernur akan menerima pengganti Wagub yang dicalonkan oleh partai pengusung. Selanjutnya, partai pengusung akan menyampaikannya kepada DPRD dan diputuskan bersama.
Meski dua partai tersebut seolah terlihat tengah berebut kursi Wagub DKI, Hidayat menilai hubungan antar dua partai masih cukup baik. Apalagi keduanya menjadi pengusung utama pasangan Prabowo-Sandi di Pemilu 2019. "Sejauh ini belum mengganggu (soliditas) ya, tapi kalau berkelanjutan saya nggak tahu bagaimana akhirnya nanti," katanya.
Hidayat pun mengakui, banyak pihak yang menilai Partai Gerindra ingin menguasai banyak jabatan di pemerintahan daerah. Namun, ia tak ingin menanggapi perbincangan tersebut karena semua pihak tengah menunggu keputusan akhir dari Prabowo. PKS, kata dia, masih tetap berpegang pada fatsun gerakan politik partai ciri khas PKS.