Ahad 23 Sep 2018 18:57 WIB

Saribu Rumah Gadang Siap Diajukan ke UNESCO

BPPI menyatakan kesiapan mengumpulkan dokumen untuk mendukung penilaian.

Rep: Sapto Andika Candra/ Red: Yudha Manggala P Putra
Rumah Gadang Gajah Maram di kawasan seribu rumah gadang, Solok Selatan, Suamtera Barat, Sabtu  (10/2).
Foto: Republika/Iman Firmansyah
Rumah Gadang Gajah Maram di kawasan seribu rumah gadang, Solok Selatan, Suamtera Barat, Sabtu (10/2).

REPUBLIKA.CO.ID, PADANG -- Kawasan Saribu Rumah Gadang (SRG) di Kabupaten Solok Selatan, Sumatra Barat siap untuk diajukan sebagai World Heritage Badan Pendidikan, Keilmuan, dan Kebudayaan PBB (UNESCO). Badan Pelestarian Pusaka Indonesia (BPPI) juga menyatakan kesiapannya untuk mengumpulkan dokumen untuk mendukung penilaian SRG sebagai kawasan warisan dunia oleh UNESCO.

Kepala BPPI, Catrini Kubontubuh, mengatakan bahwa pihaknya juga siap membantu upaya promosi agar kawasan SRG lebih dikenal masyarakat dunia. Pihaknya juga mendukung langkah pemerintah pusat untuk melakukan revitalisasi terhadap ratusan rumah gadang yang ada di sana.

"Kami juga tawarkan untuk melakukan Pelatihan Pusaka di Solok Selatan akhir tahun ini yang bertujuan untuk memberikan pemahaman bagaimana pentingnya pelestarian pusaka itu sendiri," jelas Catrini, Ahad (23/9).

Menurut Cantrini, kawasan SRG merupakan aset yang sangat berharga yang merekam kekayaan budaya Minangkabau. Sebagian rumah gadang yang mengalami kerusakan, menurutnya, memang mendesak untuk dilakukan perbaikan untuk mengembalikan nilai dan fungsinya. Meski begitu, Cantrini mengingatkan pemerintah bahwa proyek revitalisasi SRG tidak akan rampung hanya dalam waktu 1-2 tahun saja.

"Ini butuh jangka waktu yang lama hingga puluhan tahun. Karena revitalisasi tidak hanya berbicara mengenai struktur fisik bangunan semata, tetapi juga menyangkut aspek-aspek lainya, seperti sosial, budaya, dan aspek lainnya yang membutuhkan waktu yang cukup panjang," jelasnya.

Revitalisasi, lanjut Cantrini, juga bertujuan untuk mendorong tingkat kunjungan wisata ke kawasan SRG dan Solok Selatan. Pariwisata disadari menjadi salah satu bahan bakar untuk mendorong perekonomian masyarakat.

Mantan Dubes RI untuk UNESCO, Bambang Hari Wibisono, menyampaikan dukungannya terhadap Pemerintah Kabupaten Solok Selatan yang mulai menyeriusi pengembangan kawasan SRG. Semangat pelestarian yang ditunjukkan Pemda Solok Selatan, lanjutnya, harus bisa ditularkan pada pemerintah daerah lainnya agar situs-situs budaya dan adat lainnya bisa turut menjadi perhatian.

Bupati Solok Selatan, H. Muzni Zakaria menambahkan, kawasan SRG sendiri sudah diakui sebagai Kampung Adat Terpopuler di Indonesia pada 2017 lalu. Usaha pemda untuk melakukan revitalisasi pun akhirnya didukung pemerintah pusat dengan alokasi anggaran hingga Rp 11 miliar.

Revitalisasi sendiri tidak hanya menyasar pada perbaikan rumah gadang, namun juga penataan kawasan SRG sendiri hingga mampu menyambut wisatawan baik lokal dan mancanegara.

"Tahun besok saya mengajak BPPI untuk mengadakan Temu Pusaka Indonesia di Solok Selatan sekaligus berkunjung ke daerah kami," jelas Muzni.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement