Jumat 21 Sep 2018 12:53 WIB

Kakanwil Kemenkumham DKI Klaim tak Ada Sel Mewah di Lapas

Kakanwil Kemenkumham DKI rutin memeriksa lapas

Rep: Gumanti Awaliyah/ Red: Esthi Maharani
Tersangka kasus suap fasilitas sel mewah dan izin keluar napi korupsi Lapas Sukamiskin Fahmi Darmawansyah (kanan) bersama Andri Rahmad (kiri) terpidana umum memakai rompi tahanan berjalan seusai menjalani pemeriksaan di Gedung KPK, Jakarta, Sabtu (21/7).
Foto: Republika/Mahmud Muhyidin
Tersangka kasus suap fasilitas sel mewah dan izin keluar napi korupsi Lapas Sukamiskin Fahmi Darmawansyah (kanan) bersama Andri Rahmad (kiri) terpidana umum memakai rompi tahanan berjalan seusai menjalani pemeriksaan di Gedung KPK, Jakarta, Sabtu (21/7).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kepala Kantor Wilayah Kemenkumham DKI Jakarta Bambang Sumardiono mengklaim, semua lembaga pemasyarakatan (lapas) yang berada di DKI Jakarta tidak terdapat sel mewah. Semua sel di lapas, kata dia, memiliki luas dan prototype yang sama.

"Semua sel sama, prototype-nya juga sama tidak ada sel mewah di DKI Jakarta," kata dia dalam cofee morning di Lapas Kelas II A Jakarta Timur, Jumat (21/9).

Selain itu, menurut dia, pihaknya juga rutin memeriksa lapas untuk mengantisipasi terjadinya pelanggaran-pelanggaran di dalam lapas. Jika di lapangan terbukti ada pelanggaran, maka dia menegaskan akan menindak secara tegas oknum tersebut.

"Kalau ada pelanggaran tentu kami berikan sanksi," jelas dia.

Sebelumnya, Ombudsman menemukan sel yang dihuni terpidana perkara korupsi proyek KTP-el itu lebih luas dengan ukuran 3x5 meter. Terdapat sekitar 40 sel dengan ukuran serupa yang antara lain dimiliki narapidana mantan bendahara umum Partai Demokrat M Nazaruddin, mantan Kepala Korlantas Polri Joko Susilo, dan pengusaha Tugabus Chaeri Wardhana alias Wawan.

Komisioner Ombudsman RI Ninik Rahayu juga memastikan bahwa kamar Setnov berbeda dengan kamar yang sempat ditampilkan dalam salah satu program televisi swasta. Dalam program itu, kamar Setnov lebih kecil dibandingkan yang ia tempati saat ini.

"Sebelumnya saya sedang orientasi. Saat orientasi saya dapat yang kurang bagus. Tempat itu sebenarnya ada beberapa tipe, ada yang besar ada, ada yang kecil dan Sukamiskim sejak zaman Belanda 1918 itu memang sudah demikian. Nah ini (sudah) 100 tahun pada tahun ini," jelas Setnov.

Setnov pun mengeluhkan kondisi sel yang temboknya sudah berdebu dan atap kayu yang sudah tipis. Oleh karena itu, tembok selnya perlu dilapisi wallpaper.

"Apalagi saya punya (masalah) kesehatan kan, itu bisa paru-paru basah dan semuanya kan lihat di foto sendiri, sederhana sekali. Hanya ada kasur dan ya meja juga hanya ukuran 40 cm," tambah Setnov.

Ia pun mengaku hanya menempati sel bekas Wali Kota Palembang Romy Herton yang sudah meninggal dunia. "Sel itu kan sudah ada tipe kecil, ada yang tipe besar. Jadi memang itu memang saya terima kasih ya itu kan bekas Romy Herton ya, pada saat sebelum meninggal, baru saya. Jadi waktu saya tempati ya memang keadaannya begitu dan gara-gara waktu itu diekspose semua pada partisipasi, lapas juga menyediakan tempat, memang ada yang kecil ada yang besar. Jadi biasa saja," jelas Setnov.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement