Selasa 18 Sep 2018 18:24 WIB

Kasus Century Muncul Lagi, Demokrat: untuk Rusak Citra SBY

Wasekjen Demokrat menilai berita di Asian Sentinel merupakan fitnah yang tak mendasar

Rep: Amri Amrullah/ Red: Bayu Hermawan
Didi Irawadi Syamsudin
Foto: Republika / Tahta Aidilla
Didi Irawadi Syamsudin

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Wakil Sekretaris Jenderal Partai Demokrat Didi Irawadi Syamsuddin menilai, pemberitaan media internasional Asia Sentinel yang mengangkat kembali kasus Century, upaya merusak nama Partai Demokrat dan SBY di tahun politik. Ia menilai, pemberitaan tersebut merupakan fitnah karena menggunakan data lemah dan tak mendasar.

Didi mengatakan, tulisan yang mengulas skandal Bank Century tersebut ia anggap memiliki tendensi politik karena muncul di tahun politik dan jelang pemilu legislatif dan pilpres 2019. "Maka patut diduga Asia Sentinel ini media yang menjadi alat politik pihak tertentu untuk merusak nama baik SBY dan Partai Demokrat," katanya dalam keterangannya kepada wartawan, Selasa (18/9).

Didi menyayangkan sebuah media international, mengulas tulisan berdasarkan data yang tidak benar demi kepentingan tertentu. Ia menduga tulisan ini ditujukan untuk kredibilitas Demokrat dan Ketua Umum dengan cara yang tidak bertanggung jawab. Sebab lanjut dia, kalau investigasi Asia Sentinel benar adanya dan bukan rekayasa, tentu tidak harus menunggu waktu yang sangat lama hampir sepuluh tahun sejak Pansus Century 2009 digulirkan. Paling tidak, menurut dia, investigasi dilakukan saat kasus ini bergulir di 2009.

"Sehingga jadi penuh tanda tanya apa tujuan dan motif sesungguhnya media ini hembuskan isu jelang Pilpres & Pileg 2019," ujarnya.

Demokrat juga menilai berita yang dibuat Asia Sentinel sangat jauh dari prinsip kode etik pers yang menjunjung tinggi etika, martabat dan kehormatan pers. Didi mengatakan berita yang disuguhkan tidak cover both side, sangat sepihak dan tendensius. Ia menyayangkan akibat berita yang yang tendensius ini, beberapa media di tanah air, ternyata ikut memberitakan. Karena itu, ia menduga ada kepentingan politik dibalik berita yang terus diangkat secara massif.

"Kebetulan saya bagian dari saksi sejarah yang duduk di tim pengawas Century (2010-2014). Publik silahkan cek hasil pansus Bank Century. Jelas dan tegas tidak ada sepeserpun dana yang masuk ke Partai Demokrat dan kader Demokrat," jelasnya.

Sebelumnya media internasional Asia Sentinel mengulas kembali kasus Bank Century yang sempat ramai pada 2009 lalu. Artikel Asia Sentinel yang dipersoalkan Demokrat itu berjudul, "Indonesia's SBY Goverment: Vast Criminal Conspiracy". Pemberitaan itu menyebut SBY telah menerima aliran dana gelap sebesar Rp 177 triliun dari Bank Century.

Partai Demokrat melalui Sekjen Partai Hinca Panjaitan pun telah melaporkan pemberitaan tersebut ke Dewan Pers. Berita yang dimuat pada Selasa 11 September 2018 tersebut selanjutnya sempat dihapus oleh Asia Sentinel setelah dilakukan protes oleh Demokrat.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement