Selasa 18 Sep 2018 13:59 WIB

Muncul Wacana Warga Lombok Utara akan Direlokasi

Lombok Utara sangat rawan dihuni kembali karena berada di wilayah patahan.

Rep: Muhammad Nursyamsyi/ Red: Ani Nursalikah
Wisatawan mancanegara mulai kembali datang ke Gili Trawangan di Kabupaten Lombok Utara, NTB.
Foto: Kogasgabpad
Wisatawan mancanegara mulai kembali datang ke Gili Trawangan di Kabupaten Lombok Utara, NTB.

REPUBLIKA.CO.ID, LOMBOK UTARA -- Kepala Dinas Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PU-PR) Lombok Utara, Zaldy Rahardian mengatakan hasil kajian dari Badan Geologi menyimpulkan sejumlah wilayah di Lombok Utara sangat rawan dihuni kembali pascagempa berturut-turut yang melanda Pulau Lombok, Nusa Tenggara Barat (NTB).

"Penelitian dari Badan Geologi karena (wilayah itu) berada di wilayah patahan," ujarnya kepada Republika.co.id, Selasa (17/9).

Bupati Lombok Utara Najmul Ahyar mengaku berterima kasih atas kajian dan laporan tersebut tentang kondisi di lapangan. Berdasarkan laporan yang diperoleh, Najmul menyebutkan 29 dusun di Lombok Utara masuk dalam kategori yang rawan dihuni kembali, termasuk sejumlah titik di Desa Dangiang, Kecamatan Kayangan dan Desa Menggala, Kecamatan Pemenang.

"(Laporan tersebut) sebagai langkah antisipasi kan bagus, alasannya karena dia ada di daerah yang patahan, yang sangat memungkinkan dan bahkan hampir bisa dipastikan suatu saat gempa akan berulang di sana," ujar Najmul di Lombok Utara, NTB, Selasa (18/9).

Najmul menilai, laporan tersebut memberikan masukan yang baik agar pemerintah tidak kerja dua kali dalam penanganan tersebut. Salah satu wacana yang muncul, kata dia, adalah dengan merelokasi warga yang berada di wilayah tersebut.

"Membuatkan (rumah) mereka di tempat yang aman itu juga menjamin keselamatan mereka. (Relokasi) ini masih wacana yang berasal informasi tersebut. Kalau dari sisi pendataan (informasi) valid, cuma sikap pemerintah yang perlu kita didiskusikan. Belum ada sikap resmi pemerintah, sekarang masih concern pada penanganan gempa," katanya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement