Selasa 18 Sep 2018 12:48 WIB

Politik dan Persahabatan

Perbedaan pilihan politik pastinya menjadi sebuah keniscayaan yang tak terelakkan.

Abdullah Sammy
Foto:

Marilah berkaca dari kesuksesan Asian Games 2018. Saat kita bisa melupakan sejenak perbedaan, nyatanya Indonesia mampu mengentak dunia. Ketika umpatan 'kampret-cebong' berganti yel-yel 'ayo Indonesia', bangsa ini terbukti mampu menjadi Macan Asia.

Dengan energi persahabatan, Indonesia nyatanya mampu mewujudkan hal-hal besar. Energi persahabatan yang tersisa dari Asian Games 2018, harus kita terus pelihara. Ini terutama menjelang tahun politik 2019.

Perbedaan pilihan politik pastinya akan menjadi sebuah keniscayaan yang tak terelakkan. Memaknai perbedaan itu, kita harus tetap memegang nilai-nilai persahabatan yang penuh kepedulian, hormat, dan kasih sayang.

Beruntung, masih banyak semangat persahabatan yang dibawa dalam Pilpres 2019 kali ini. Kita tentu tak akan lupa saat Jokowi dan Prabowo saling berpelukan bersama atlet silat Hanifan Yudani Kusumah.

Momen pada Asian Games 2018 itu bisa menjelaskan kepada kedua belah pendukung, perbedaan politik tak memengaruhi rasa persahabatan di antara kedua tokoh bangsa itu.

Semangat persahabatan dalam perpolitikan Indonesia juga ditegaskan Erick Thohir yang kini menjadi ketua Tim Kampanye Nasional pasangan Jokowi-Ma'ruf Amin. Erick tak lain adalah sahabat karib Sandiaga Uno, cawapres kompetitor Jokowi-Ma'ruf.

Erick menegaskan, Pilpres 2019 bukanlah sebuah pertarungan. Sebab, kata 'pertarungan' punya makna yang jauh dari persahabatan. Pertarungan biasanya akan meninggalkan luka. Dalam konteks ini yang akan terluka adalah rakyat. Hal itulah yang ingin dihindarinya.

Baca Juga: Pidato SBY: Dari Sindiran Hingga Kebanggaan Masa Lalu

Erick ingin tahun politik 2019 sesuai dengan maksudnya sebagai pesta rakyat. Inilah pesta rakyat untuk menuangkan gagasan dan aspirasinya dengan penuh rasa hormat, kasih sayang, dan kepedulian.

Nilai-nilai persahabatan itulah yang menurut Erick menjadi semangat utama tim Jokowi-Ma'ruf. Erick pun menjamin arti persahabatannya dengan Sandiaga tak akan berkurang. Sebab, politik baginya adalah arena yang penuh dengan nilai-nilai persahabatan.

Politik hanya pilihan, sedangkan persahabatan adalah kewajiban. Kalau mengutip bahasa 'anak Jakarta Selatan', pemilu itu hanya lima tahun sekali but friends forever.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement