REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Terbongkarnya sel mewah mantan ketua DPR, Setya Novanto usai inspeksi mendadak Ombudsman RI di Lapas Sukamiskin, Kamis (13/9) malam, disebut menjadi momentum untuk memperbaiki manajemen fasilitas lapas. Jangan sampai terjadi ketidakadilan antara kejahatan korupsi dengan kejahatan lainnya seperti maling, perampok, atau kejahatan teroris.
“Lapas butuh pembenahan serius dari segi manajemen fasilitas. Masak iya ada perbedaan langit-bumi, di kasus kejahatan lain, orang berdesak-desakan ingin tidur," kata Koordinator Divisi Korupsi Politik Indonesia Corruption Watch (ICW), Donal Fariz dalam keterangannya, Sabtu (15/9).
Menurut dia, hal ini problem masif karena tidak hanya terjadi di Lapas Sukamiskin, tetapi di banyak lapas masih seperti itu. "Menkum HAM harus cepat menangani perkara itu dan melakukan penegasan, penindakan terhadap orang yang memberikan fasilitas tersebut,” ucap Donal.
Donal menganggap pemerintah kurang serius memberikan efek jera kepada para koruptor. “Ini sebenarnya tidak pernah menjadi pemikiran serius pihak pengadilan, maupun Kemenkum HAM," kata dia.
Ia berkata, jika tidak ada perilaku pengistimewaan, khususnya muncul dari pihak lapas ini tidak akan mungkin terjadi.
"Ini terjadi karena adanya kondisi-kondisi karena memang adanya upaya, sikap, kompromi dugaan kongkalikong Setya Novanto dengan oknum tertentu. Ini rahasia umum kan,” sindir Donal.
Kabar tentang sel mewah yang ditempati Setnov tersiar setelah anggota Ombudsman RI Ninik Rahayu melakukan sidak ke Lapas Sukamiskin. Saat itu Ombudsman memergoki mantan bendahara Partai Demokrat, M Nazaruddin tengah nongkrong di kamar Setya Novanto. Ninik melihat sel milik Novanto ditemukan lebih luas dibanding narapidana lainnya.
Mantan ketua DPR RI dan eks Bendahara Partai Demokrat itu asyik mengobrol berdua di dalam kamar. “Dia (Nazaruddin dan Setnov) lagi nongkrong di situ. Soal apa yang diobrolkan ya saya nggak tahu,” kata Ketua Ombudsman, Nanik Rahayu.
Menteri Hukum dan HAM Yasonna Laoly langsung ambil tindakan setelah temuan sel mewah Setnov. "Saat ini Inspektur Jenderal Kemenkumham Aidir Amin Daud sedang cek fasilitasnya seperti apa di sana," ujar Yasonna saat dikonfirmasi, Sabtu (15/9).
Yasonna menambahkan, ia juga sudah memerintahkan kepada jajarannya mengecek penerapan fasilistas sel bagi warga binaan kasus korupsi di sana sejak kejadian operasi tangkap tangan Wahid Husein oleh KPK terkait kasus dugaan jual-beli fasilitas sel beberapa waktu lalu.
Bahkan, sambung Yasonna, ia juga meminta Kepala Lapas Sukamiskin yang baru Tejo Herwanto mengecek fasilitas bagi warga binaan di Lapas Sukamiskin. Kemudian segera membuat langkah-langkah menertibkan fasilitas sel untuk peruntukan bagi warga binaan kasus korupsi.
"Yang pasti pascaperistiwa yang lalu, fasilitas sel sudah dikoreksi oleh Kalapas Sukamiskin yang baru. Soal besarnya ruangan sel. Kita cek apakah ada perubahan," ujar Yasonna Laoly tegas.