Sabtu 15 Sep 2018 20:30 WIB

Enam Mahasiswa UIN Jadi Tersangka Demo Ricuh di DPRD Kalsel

Aksi demo mahasiswa di gedung DPRD Kalsel pada Jumat (14/9) berlangsung ricuh.

[ilustrasi] Aliansi Mahasiswa Universitas Islam Malang melakukan aksi demo di Halaman Balaikota Malang, Jumat (14/9).
Foto: Republika/Wilda Fizriyani
[ilustrasi] Aliansi Mahasiswa Universitas Islam Malang melakukan aksi demo di Halaman Balaikota Malang, Jumat (14/9).

REPUBLIKA.CO.ID, BANJARMASIN -- Penyidik Satuan Reskrim Polresta Banjarmasin menetapkan enam mahasiswa Universitas Islam Negeri (UIN) Antasari Banjarmasin sebagai tersangka atas insiden perusakan fasilitas di Gedung DPRD Kalimantan Selatan (Kalsel). Sebelumnya, aksi demo mahasiswa di gedung DPRD Kalsel pada Jumat (14/9) berlangsung ricuh.

"Dalam gelar perkara yang disampaikan Kasat Reskrim, telah ditetapkan enam tersangka dan satu korlap masih kami dalami perannya," kata Kapolresta Banjarmasin Komisaris Besar Polisi Sumarto di Banjarmasin, Sabtu (15/9).

Menurut dia, penetapan tersangka berdasarkan peristiwa yang terjadi dan alat bukti yang ada di tempat kejadian perkara (TKP) saat dilakukan olah TKP. Hngga kini, penyidik masih mendalami lagi perkembangan untuk rencana penyidikan.

"Kami proses sesuai aturan perundang-undangan yang berlaku. Jadi ini murni proses penegakan hukum," ucap Kapolresta.

Para tersangka disangkakan dengan Pasal 170 ayat 1 KUHP. Terkait permohonan pihak Rektorat UIN dan juga orang tua agar keenam mahasiswa tidak ditahan, Sumarto menjelaskan, jika pun dilakukan penahanan maka ada mekanisme penangguhan yang bisa diajukan pihak tersangka.

"Di dalam persyaratan penahanan tersangka, ada unsur subjektif dan objektif. Jadi ada pertimbangan penyidik misalnya tersangka dikhawatirkan mengulangi perbuatannya atau menghilangkan barang bukti dan sebagainya," kata Sumarto.

Puluhan mahasiswa yang mengatasnamakan Lingkar Studi Ilmu Sosial Kerakyatan (LSISK) juga sempat mendatangi Polda Kalsel dan Polresta Banjarmasin. Mereka menuntut agar rekannya segera dibebaskan oleh aparat.

Saat menggelar aksi di depan Mapolda Kalsel sekitar pukul 10.30 WITA, mahasiswa diterima Pamenwas Polda Kalsel AKBP Nur Khamid dan Wadir Reskrimum AKBP Himawan Sugeha. Kepada mahasiswa, petugas berjanji menyampaikan aspirasi mereka kepada pimpinan.

Wakapolda Kalsel Brigadir Jenderal Polisi Nasri sempat mendatangi Polresta Banjarmasin. Orang nomor dua di Polda Kalsel itupun menemui mahasiswa dan memberikan penjelasan hingga suasana berangsur mendingin.

Demo mahasiswa di gedung DPRD Kalsel pada Jumat (14/9) berlangsung ricuh. Mahasiswa yang tak puas dengan sikap wakil rakyat mendadak melakukan perusakan sejumlah fasilitas di "Rumah Banjar". Sebanyak 38 mahasiswa diamankan dan akhirnya enam ditetapkan sebagai tersangka.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement