Rabu 12 Sep 2018 11:40 WIB

Anies Sebut Jumlah Sungai Tercemar Berat di DKI Meningkat

Jumlah sungai yang tercemar berat di wilayah DKI Jakarta meningkat menjadi 61 persen

Rep: Farah Noersativa/ Red: Nidia Zuraya
Anak-anak bermain di aliran Sungai Ciliwung yang tercemar oleh sampah di kawasan Kebon Baru, Tebet, Jakarta, pada Jumat (7/9) lalu.
Foto: Republika/Putra M. Akbar
Anak-anak bermain di aliran Sungai Ciliwung yang tercemar oleh sampah di kawasan Kebon Baru, Tebet, Jakarta, pada Jumat (7/9) lalu.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Gubernur DKI Jakarta Anies Rasyid Baswedan mengatakan kondisi kualitas air sungai DKI Jakarta mengalami perubahan. Dia menyebut jumlah sungai tercemar berat di DKI Jakarta semakin meningkat.

“Jadi kondisi kualitas air sungai DKI Jakarta, saya dapat data dari 2014 sampai 2017, itu memang mengalami perubahan cukup signifikan,” ungkap Anies di Balai Kota DKI Jakarta, Rabu (12/9).

Dia lalu menjelaskan, jumlah sungai yang memiliki status tercemar ringan, mengalami penurunan dari 23 persen pada 2014, menjadi 12 persen pada 2017. Lalu, jumlah sungai yang tercemar sedang, juga mengalami penurunan dari 44 persen pada 2014, menjadi 17 persen pada 2017.

“Jadi yang tercemar sedang dan tercemar ringan itu turun. Sedangkan yang tercemar berat naik dari 32 persen menjadi 61 persen,” jelas Anies.

Dia menjelaskan, sungai dengan status tercemar ringan yang mengalami penurunan bukan dikarenakan kualitas sungai yang semakin bersih. Melainkan karena kondisi sungai mengalami kualitas yang memburuk menjadi tercemar berat.

“Jadi selama 2014, 2015, 2017, kita mengalami peningkatan sungai yang mengalami pencemaran berat,” tegas Anies.

Oleh sebab itu, dirinya menekankan pihaknya pun telah memiliki perencanaan untuk penanganan sungai-sungai yang mengalami pencemaran berat. Hal itu, diawali dengan penyusunan roadmap atau pemetaan rencana penanganan itu.

Anies menegaskan, pekerjaan utama perihal penanganan sungai di DKI Jakarta bukanlah mengenai estetika sungai. Namun, lanjut Anies, hal yang terpenting adalah penanganan sungai dengan mengembalikan kondisi sungai menjadi ekosistem yang alamiah.

“Jadi pekerjaan rumah kita itu bukan sekedar soal estetika, nampak indah, sungainya nampak indah. Tapi yang paling penting, pencemaran yang terjadi di DKI selama beberapa tahun ini meningkat secara signifikan,” tegas dia.

Sebab, Anies mengatakan, dengan ekosistem yang alamiah, satwa-satwa pun dapat kembali berhabitat di sungai. "Kalau satwa bisa berada di sungai artinya sungai itu sehat, bersih. Nah, itulah yang disebut sebagai sungai yang alamiah,sungai-sungai yang natural. Kita akan dorong kesana,” kata Anies.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement