REPUBLIKA.CO.ID, LOMBOK -- Medical Emergency Rescue Committee (MER-C) secara rutin mengoperasikan mobile clinic sejak berdirinya Posko dan RS Lapangan di Kabupaten Lombok Utara hingga sekarang.
Mobile clinic dioperasikan untuk menjangkau korban gempa bumi yang kesulitan memperoleh akses kesehatan. "Kegiatan mobile clinic MER-C telah menemukan korban gempa bumi dengan patah tulang terabaikan," kata Manajer Operasional MER-C, Rima M kepada Republika, Sabtu (8/9).
Rima menceritakan, tim mobile clinic MER-C mengunjungi salah satu warga di Desa Sejongga, Kecamatan Kayangan, Kabupaten Lombok Utara pada akhir bulan lalu. Seorang warga mengeluhkan kakinya yang sulit digerakkan.
Saat dilakukan anamnesis, diketahui keluhan tersebut telah dirasakan sejak pascagempa bumi pada awal Agustus 2018.
Berdasarkan hasil pemeriksaan diduga ada patah tulang pada bagian tulang paha. Tim mobile clinic kemudian menyarankan pasien untuk dirujuk guna mendapatkan penanganan lebih lanjut. Saat itu tim memberikan alat bantu berupa tongkat (kruk) kepada pasien untuk membantu mobilitasnya sementara waktu.
"Setelah mendapat persetujuan dari keluarga, akhirnya pada 1 September 2018, ibu Ita nama pasien tersebut, bersedia dirujuk untuk dilakukan pemeriksaan lanjutan dan meneruskan rencana pengobatan," ujarnya.
Rima mengatakan, tim mobile clinic yang saat itu dipimpin Dokter Gede melakukan evakuasi pasien dari Desa Sejongga menggunakan ambulans MER-C. Mobilitas pasien yang terbatas serta pertimbangan untuk mengurangi risiko komplikasi membuat pasien terpaksa digendong Dokter Gede untuk dipindahkan ke ambulans. Selanjutnya pasien dibawa ke RSUD Tanjung untuk dilakukan pemeriksaan radiologi dan dijadwalkan penatalaksanaan berikutnya.
Dia mengungkapkan, cerita ini semoga menjadi penyulut semangat dalam diri tiap relawan bahwa mungkin masih banyak warga korban gempa yang belum mendapatkan akses kesehatan memadai. "Tugas belum selesai, mari bersama-sama kuatkan tekad dan semangat untuk terus menjalankan tugas kemanusiaan," ujarnya.