Jumat 07 Sep 2018 16:22 WIB

Permintaan Kedelai Impor Turun di Kudus

Sejak pelemahan nilai tukar rupiah, harga jual kedelai impor memang berfluktuasi.

Perajin membuat tempe berbahan baku kedelai impor di kampung Sukamaju, Tasikmalaya, Jawa Barat, Senin (16/7).
Foto: Antara/Adeng Bustomi
Perajin membuat tempe berbahan baku kedelai impor di kampung Sukamaju, Tasikmalaya, Jawa Barat, Senin (16/7).

REPUBLIKA.CO.ID, KUDUS -- Permintaan kedelai impor di Kabupaten Kudus, Jawa Tengah, menurun menyusul tingginya harga jual komoditas tersebut. Kondisi ini terjadi seiring melemahnya nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat.

"Sejak terjadi pelemahan nilai tukar rupiah, harga jual kedelai impor memang berfluktuasi," kata Ketua Primer Koperasi Tahu-Tempe Indonesia (Primkopti) Kabupaten Kudus Amar Ma`ruf di Kudus, Jumat (7/9).

Baca Juga

Pada akhir Agustus 2018, dia mengatakan, harga jual kedelai impor masih Rp 7.000 per kilogram. Namun, lanjut dia, seiring terjadinya fluktuasi nilai tukar dan saat ini nilai tukar rupiah melemah hingga mendekati Rp 15 ribu per dolar, harga jual kedelai juga ikut naik menjadi Rp 7.500 per kg.

Akibatnya, kata dia, sejumlah pengusaha tahu dan tempe di Kabupaten Kudus mengurangi jumlah pembelian kedelai impor karena harga jual tahu maupun tempe di pasaran juga belum naik. "Jika sebelumnya permintaan bisa mencapai 20 ton per hari, kini hanya berkisar 15 ton per hari," ujarnya.

Meskipun terjadi lonjakan harga, dia mengatakan stok kedelai impor tidak ada permasalahan. Untuk stok kedelai impor yang tersimpan di gudang saat ini berkisar 50 ton dan masih bisa ditambah sesuai kebutuhan.

Perajin tahu dan tempe juga bisa membeli kedelai lokal yang saat ini sudah tersedia. Stok kedelai lokal yang tersedia saat ini berkisar 20 ton. Namun harga jualnya juga tinggi karena mencapai Rp 7.300 per kilogram.

Akibatnya, lanjut dia, permintaan kedelai lokal juga minim karena harganya hampir sama dengan kedelai impor. Daerah yang selama ini menjadi pemasok kedelai lokal, yakni Kabupaten Grobogan, Kabupaten Pati, Kabupaten Jember dan Lamongan.

Jumlah pengusaha tahu dan tempe di Kabupaten Kudus diperkirakan mencapai 300-an pengusaha. Mereka tersebar di sejumlah kecamatan di Kudus.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement