Kamis 06 Sep 2018 19:57 WIB

Pengamat: Emak-Emak tak Bisa Dipengaruhi Pencitraan

Power of emak-emak tentang kesulitan nyata yang tak selesai dengan pencitraan.

Rep: Umar Mukhtar/ Red: Ratna Puspita
Ilustrasi pemilihan umum (Pemilu)
Foto: ANTARA FOTO/Muhammad Iqbal
Ilustrasi pemilihan umum (Pemilu)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pengamat politik dari Media Survei Nasional (Median) Rico Marbun mengatakan kalangan pemilih dari segmen ibu atau emak-emak tidak bisa dipengaruhi dengan pencitraaan. Ia mengatakan segmen ini dipengaruhi oleh performa ekonomi.

"Kalau bicara the power of emak-emak itu bicara tentang kesulitan real yang tidak bisa diselesaikan oleh pencitraan semata," kata dia kepada Republika.co.id, Kamis (6/9).

Rico menuturkan, alasan pemilih emak-emak ini menjadi penting, karena merekalah yang kena benturan atau akibat buruk secara langsung resesi ekonomi. "Artinya yang terkena kenaikan bahan pokok, listrik, kan mereka terkena langsung," kata dia.

Hal itu dilihat oleh pasangan Prabowo Subianto dan Sandiaga Uno sehingga menjadikannya sebagai strategi untuk menggerakkan pemilih. Dengan demikian, ketidakpuasan mereka terhadap performa ekonomi Jokowi bisa diterjemahkan menjadi suara. 

Selain pemilih dari kalangan milenial, ia mengatakan, segmen emak-emak mempunyai jumlah suara yang besar. "Karena sumber informasi politik yang didengar selain media sosial, media konvensional, itu adalah keluarga. Keluarga di sini terutama adalah ibu," kata dia. 

Rico mengatakan, apa yang didengar anak-anak dan suami dalam keluarga yang berasal dari ibunya tentu bisa memengaruhi segmen pemilih muda dan juga bapak-bapak.

Karena itu, ia menambahkan, ini bisa berdampak besar pada elektabilitas kandidat capres-cawapres 2019 jika dikelola dengan baik. Jika capres pejawat melawan strategi tersebut dengan pencitraan maka itu tidak tepat. 

Menurut dia, yang bisa dilakukan adalah dengan melawan dengan kerja nyata. "Jadi yang ditunggu-tunggu adalah apa performa atau kebijakan ekonomi yang bisa ditunjukkan untuk memperbaiki tekanan ekonomi yang dirasakan ibu-ibu saat ini," ujarnya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement