REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Koalisi Indonesia Kerja (KIK) mengaku tak khawatir terkait elektabilitas bakal calon presiden dan wakil presiden Joko Widodo-Ma'ruf Amin di kalangan pengguna media sosial (medsos). Keterpilihan pasangan bakal calon pemimpin itu kalah dari kubu lawan di kalangan pengguna Instagram dan Twitter.
“Enggak masalah, biasa saja karena medos kan fluktuasinya sangat cepat," kata Direktur Program Tim Kampanye Nasional (TKN) KIK Aria Bima di posko pemenangan Jokowi-Ma'ruf, cemara di Jakarta Pusat, Kamis (6/9).
Berdasarkan survei yang dilakukan LSI, dari tiga media sosial terpopuler, elektabilitas Jokowi-Ma’ruf hanya unggul di kalangan pengguna Facebook.
Keterpilihan Jokowi-Ma’ruf di kalangan pengguna Facebook mencapai 41,6 persen, dibandingkan Prabowo-Sandiaga dengan elektabilitas 39,4 persen.
Perolehan tersebut berbanding terbalik dengan elektabilitas di kalangan dua media sosial terpopuler lainnya. Prabowo-Sandiaga unggul di Instagram dan Twitter.
Elektabilitas Prabowo-Sandiaga mencapai 42 persen di kalangan pengguna Instagram dan 40 persen bagi pengguna Twitter. Sementara pasangan Jokowi-Ma'ruf hanya mendapat elektabilitas 40,9 persen di pengguna Instagram dan 34,4 persen di pengguna Twitter.
Kendati demikian, Aria mengaku hal tersebut tetap menjadi perhatian TKN mengingat banyaknya jumlah pemilih dari kalangan milenial yang juga pengguna medsos. Dia mengungkapkan, untuk membalikan keadaan, TKN akan memperbanyak follower dan influencer serta membuat konten yang baik.
"Iya itu menjadi strategi kitalah karena persepsi publik banyak dibagi ke dalam beberapa media, yakni ada tiga medsos, online dan mainstream-nya elektronik serta cetak," kata Aria Bima.
Dia mengatakan, medsos juga menjadi perhatian KIK untuk mengamati perkembangan opini yang dibangun follower dan pengguna lainnya. Ini berlaku untuk tiga media sosial paling populer, yakni Twitter, Facebook, dan Instagram.
Dia mengatakan, KIK akan serius memperhatikan para relawan dari tim Jokowi-Ma'ruf untuk selalu membuat konten yang menguatkan branding rekonsiliatif dan tali batin kebangsaan.