Senin 03 Sep 2018 19:56 WIB

Kota Bandung Hadirkan Perpustakaan di Trotoar Jalan

Street Library hadir agar lebih mendekatkan masyarakat pada buku.

Rep: Zuli Istiqomah/ Red: Gita Amanda
Ilustrasi perpustakaan.
Foto: Republika/Agung Supriyanto
Ilustrasi perpustakaan.

REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG -- Trotoar-trotoar jalan di Kota Bandung tak lagi hanya diisi kursi dan tanaman penghijau saja. Sebentar lagi, perpustakaan mini yang disebut Street Library akan hadir menghiasi jalur pedestrian.

Hal ini menjadi inovasi baru di kota kembang. Street Library hadir agar lebih mendekatkan masyarakat pada buku. Inovasi ini menjadi langkah Kota Bandung sebagai upaya meningkatkan literasi di Indonesia.

Wali Kota Bandung Ridwan Kamil mengatakan Street Library akan hadir untuk meningkatkan minat baca masyarakat. Karrnanya ditempatkan di pedestrian yang juga sudah didesain Pemkot Bandung senyaman mungkin.

"Sekarang membudayakan supaya ruang kota menjadi nyaman dengan menyebar 100 Street Library, rak kecil, sehingga orang yang lagi santai, lagi stress tidak lihat HP melulu tapi baca buku," kata Ridwan baru-baru ini.

Pria yang akrab disapa Emil ini menilai saat ini budaya literasi di masyarakat Indonesia mulai ditinggalkan seiring perkembangan teknologi. Hal ini tentu akan berdampak buruk pada SDM bangsa ke depannya.

Menurutnya, kualitas literasi yang rendah dapat berdampak buruk pada situasi sosial masyarakat. Kualitas SDM pun mudah diadu domba dan kurang berkompetisi.

“Saya sebagai pemimpin daerah khawatir dengan kualitas SDM Indonesia yang tidak suka baca, tingkat literasinya rendah. Kemudian hobinya baca hp berjam-jam, bahkan baca berita saja menurut teori hanya 20 detik kesanggupan psikologisnya,” tuturnya.

Oleh karena itu, Pemkot Bandung melakukan berbagai upaya untuk meningkatkan kualitas literasi warga. Pemerintah selalu mengajak warganya untuk semakin mencintai buku. Setelah Micro Libabry hadir di beberapa kelurahan, perpustakaan mini di pedestrian ini akan melengkapi.

Street Library itu berupa lemari kayu yang desainnya dengan unik menyerupai Bandros khas Kota Bandung. Penempatannya tersebar di wilayah pusat kota dengan warna-warna meriah sehingga menarik perhatian masyarakat.

“Sementara tahap I akan disebar di daerah yang ada kursi duduknya.  Berarti di Jalan Riau, Dago, Asia Afrika, dan sebagainya. Sampai akhirnya ini jadi budaya dan memberi kebermanfaatan,” ujarnya.

Sementara itu, program ini akan dikelola bekerja sama dengan komunitas mengaktivasi Street Library. Nantinya relawan akan membantu mengatur, mengedukasi dan membuat akhirnya budaya baca jadi budaya orang Bandung. Ada ribuan buku sebagian dari perpustakaan Bandung dan masyarakat.

Perpustakaan mini ini akan dikelola dengan sistem community swap. Hal ini membuat siapapun dapat meminjam dan menyumbangkan buku di dalam Street Library.

“Jadi nggak ada lagi buku berdebu. Daripada tak terpakai, lebih baik kasih ke orang di tempat yang baik,” sambungnya.

Ia menambahkan saat ini Street Library masih dalam proses produksi. Ia menjanjikan sebelum dilantik sebagai Gubernur Jawa Barat, perpustakaan mini itu akan diresmikan dan disebar ke berbagai titik secara merata.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement