Senin 03 Sep 2018 16:22 WIB

Pengamat: Jokowi Raih Simpati Masyarakat Lewat Asian Games

Asian Games belum tentu berpengaruh pada elektabilitas karena bukan ajang politik.

Rep: Bayu Adji P/ Red: Ratna Puspita
Presiden Joko Widodo (Jokowi) bersama Gubernur NTB TGB Zainul Majdi nonton bareng penutupan Asian Games di pos pengungsian Gunungsari, Kabupaten Lombok Barat, NTB, Ahad (2/9) malam.
Foto: Republika/Muhammad Nursyamsyi
Presiden Joko Widodo (Jokowi) bersama Gubernur NTB TGB Zainul Majdi nonton bareng penutupan Asian Games di pos pengungsian Gunungsari, Kabupaten Lombok Barat, NTB, Ahad (2/9) malam.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Peneliti Lingkaran Survei Indonesia (LSI) Rully Akbar menilai momen Asian Games secara efektif dimanfaatkan bakal calon presiden (capres) Joko Widodo (Jokowi). Menurut dia, Jokowi berhasil meraih simpati masyarakat melalui kejutan-kejutan yang diberikan saat pembukaan hingga penutupan Asian Games.

"Terutama saat pembukaan, Jokowi memiliki impact baik, karena dia berhasil memukau publik dengan pembukaan yang bombastis," kata dia saat dihubungi Republika.co.id, Senin (3/9).

Menurut dia, aksi Jokowi saat pembukaan Asian Games berhasil menarik simpati anak muda Indonesia. Sementara, pada momen penutupan Jokowi juga berhasil mengambil simpati rakyat Indonesia secara menyeluruh.

Lewat siaran langsung langsung dari Lombok, Nusa Tenggara Barat (NTB), Jokowi memberikan pidato melalui dari tenda pengungsian. "Itu kan mengambil simpati kemanusiaan yang bisa diperlihatkan ke semua mata yang menonton Asian Games kemarin. Saya rasa efektif yang digunakan Jokowi kalau kita bilang dari sisi pencitraan," kata dia.

photo
Penampilan Super Junior dalam penutupan Asian Games ke-18 di Stadion Utama Gelota Bung Karno, Jakarta, Ahad(2/9).

Kendati demikian, kata dia, bakal capres Prabowo Subianto sebagai Ketua Umum Pengurus Besar Ikatan Pencak Silat Indonesia juga tak ketinggalan melakukan pencitraan selama Asian Games. Apalagi, ketika cabang olahraga itu memborong 14 medali emas untuk Indonesia.

Namun, Rully menilai, ajang Asian Games belum bisa secara spesifik mengambil isu kalangan milenial. Apalagi, ia mengatakan, Asian Games 2018 merupakan acara olahraga. 

"Kalau dibilang yang paling diuntungkan dari dua tokoh itu, adalah Jokowi karena masuk di pembukaan dan penutupan. Namun belum tentu menaikkan elektabilitas karena momennya bersifat persatuan," ujar dia.

photo
Presiden Joko Widodo bersama Ketua Umum Pengurus Besar Ikatan Pencak Silat Seluruh Indonesia Prabowo Subianto dan Pesilat Indonesia Hanifan Yudani Kusumah berpelukan usai pertandingan cabang olahraga silat Asian Games 2018 di Padepokan Pencak Silat TMII, Jakarta, Rabu (29/8).

Menurut Rully, Asian Games merupakan momen bagi seluruh rakyat Indonesia. Meski kedua bakal capres berebut pencitraan dalam ajang tersebut, rakyat tak lagi memandang Asian Games sebagai bagian dari kontestasi Pemilihan Umum Presiden (Pilpres) 2019.

Dalam survei terakhir LSI pada Agustus 2018, Jokowi masih unggul dalam perolehan elektabilitas di kalangan milenial. Dari populasi 44,8 persen, pasangan Jokowi-Ma'ruf Amin meraih 50,8 persen, sementara pasangan Prabowo-Sandiaga Uno hanya meraih 31,8 persen. 

Baca Juga: Survei: Jokowi-Ma'ruf Unggul di Pemilih Milenial

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement