REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pengamat politik Lingkar Madani Ray Rangkuti menilai politisi yang berpindah haluan dalam mendukung pasangan bakal calon presiden (capres) dan calon wakil presiden (cawapres) tidak punya ideologi. Menurut dia, alasan terbesar para politisi mendukung salah satu calon hanyalah demi kepentingan politik pribadinya.
"Ini fenomena yang begitu menarik. Mungkin ada pertimbangan visi misi, tapi lebih dari itu pertimbangannya politik pragmatis," kata dia kepada Repubika.co.id, di Jakarta, Ahad (2/9).
Ia menyontohkan keputusan mantan Wakil Gubernur Jawa Barat Deddy Mizwar dari semula mendukung garis keputusan partai Demokrat yang mengusung pasangan Prabowo Subianto-Sandiaga Uno, tiba-tiba beralih dukungan ke pasangan Joko Widodo (Jokowi)-Ma'ruf Amin.
Ray menyebutkan, dalam pasangan pejawat lebih berpotensi untuk memang. Dengan begitu, kata dia, karier politik Deddy Mizwar lebih terjamin. "Dengan alasan pragmatis itulah mereka pindah haluan. Yang mereka kejar adalah dia dapat apa," kata dia.
Ia menjelaskan, hal itu merupakan sebuah kewajaran dalam dunia politik. Menurut dia, tokoh yang lebih agresif dan merangkul banyak pihak, akan lebih banyak dapat dukungan.
Meski begitu, ia mengakui kemampuan Jokowi-Ma'ruf bersama timnya dalam merangkul seluruh pihak untuk mendukung. "Selain kemampuan merayu dan menjanjikan, yang lebib penting itu menjelaskan politisi ini tidak ada ideologinya," ujar dia.
Sebelumnya, Deddy Mizwar yang juga menjabat sebagai Ketua Majelis Pertimbangan Daerah Partai Demokrat Jawa Barat, dikenalkan sebagai juru bicara Tim Kampanye Nasional Jokowi-Ma'ruf pada Sabtu (1/9). Padahal, Partai Demokrat secara resmi telah mendukung pasangan Prabowo-Sandiaga dalam Pemilihan Umum Presiden (Pilpres) 2019.