REPUBLIKA.CO.ID, SLEMAN -- Di era yang serbainstan seperti saat ini, anak-anak muda dinilai semakin jauh dengan kegiatan memasak di dapur. Hal itu seiring dengan kemudahan membeli makanan jadi lewat jasa pesan dan antar melalui berbagai aplikasi di telepon pintar (smartphone).
Melihat fenomena tersebut, tiga anak muda asal Bandung berinisiatif mendirikan sebuah komunitas bernama Masak Akhir Pekan (MAP). Tujuannya, supaya anak-anak muda kembali ke dapur untuk memasak dan lebih banyak mengenal makanan yang mereka konsumsi.
"Saat ini dapur seperti sudah hilang dari kehidupan anak muda. Memasak seolah menjadi hal yang rumit bagi mereka," ujar salah satu pendiri MAP, Farah Mauludynna, kepada Republika, di sela-sela kegiatan memasak bersama di Sleman, Kamis (30/8).
Wanita yang akrab dipanggil Dina ini pun berharap melalui MAP anak-anak muda kembali akrab dengan dunia masak-memasak. "Yuk, usahakan sekali saja dalam sepekan kita tahu apa yang kita makan. Salah satunya ya lewat memasak di dapur," katanya.
MAP, kata dia, juga berusaha mempromosikan berbagai masakan nusantara. Sejauh ini, kata dia, MAP menggunakan resep yang terdapat dalam buku karangan presiden Indonesia yang pertama, Soekarno, yaitu Mustika Rasa. Sudah dibuat sejak tahun 1967, buku ini dicetak ulang tahun 2016 lalu.
"Di dalamnya terdapat sebanyak 1.123 resep yang semuanya merupakan resep asli nusantara," kata Dina.
Kemarin, MAP untuk pertama kalinya mengadakan acara memasak bersama di Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) tepatnya di Dusun Cibluk Kidul, Desa Margoluwih, Kecamatan Seyegan, Kabupaten Sleman. Pada acara yang merupakan rangkaian kampanye Hari Pangan Sedunia 2018 tersebut acara memasak bersama diikuti oleh awak MAP, FAO Indonesia, para petani minapadi, serta beberapa wartawan. Adapun menu yang dimasak pada Kamis pagi itu adalah ikan goreng cianjur dan sayur lodeh jantung pisang.
"Kami percaya dengan gaya casual seperti memasak bersama, adalah salah satu medium ampuh untuk menggerakan kaum muda untuk ikut andil serta aktif berperan dalam mencari solusi masalah-masalah pangan Indonesia ” ujar Dina.