Jumat 31 Aug 2018 12:58 WIB

400 Insinyur Muda Kementerian PUPR Dikerahkan ke Lombok

Insinyur muda tersebut ditugaskan mendampingi pembangunan kembali rumah penduduk.

Rep: Melisa Riska Putri/ Red: Gita Amanda
Sebanyak 400 insinyur muda dari Kementerian PUPR diberangkatkan ke Lombok untuk membantu pembangunan rumah para korban gempa.
Foto: Melisa Riska Putri/REPUBLIKA
Sebanyak 400 insinyur muda dari Kementerian PUPR diberangkatkan ke Lombok untuk membantu pembangunan rumah para korban gempa.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Sebanyak 400 insinyur muda Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) akan tiba Lombok, Nusa Tenggara Barat (NTB) . Mereka diberangkatkan dalam dua kloter dengan pesawat Hercules milik TNI AU.

Sebanyak 178 orang telah diberangkatkan pada kloter pertama, Kamis (30/8) melalui Bandara Husein Sastranegara, Bandung, Jawa Barat. Dua kloter lainnya sebanyak 198 orang diberangkatkan Jumat (31/8) dari Lapangan Udara Halim Perdana Kusuma, Jakarta, yang dilepas oleh Menteri PUPR Basuki Hadimuljono. Sementara 24 orang lainnya menggunakan pesawat komersil.

Basuki mengatakan, insinyur muda tersebut yang adalah Calon Pegawai Negeri Sipil (CPNS) tahun penerimaan 2017 ditugaskan mendampingi pembangunan kembali rumah-rumah penduduk. Nantinya, akan dilakukan pelatihan mulai Sabtu dan Ahad bersama masyarakat untuk mmbangun Rumah Instan Sederhana Sehat (RISHA).

Setelah itu akan dibentuk tim beranggotan TNI,  masyarakat, mahasiswa, pengawai Kementerian PUPR. Masing-masing tim berisi sembilan orang yang mampu mendampingi 100 rumah.

"Pendidikan hanya dua hari saja, tanggal 1 September harus dibangun," katanya saat ditemui di Lanud Halim Perdana Kusuma, Jumat (31/8). Diperkirakan, lebih dari 78 ribu rumah memiliki rusak berat.

Ia menjelaskan, pemerintah sudah memiliki kebijakan untuk rumah rusak berat yakni harus dibangun kembali. Ada bantuan sebesar Rp 50 juta untuk rumah rusak berat.

"Dengan Rp 50 juta itu penduduk harus bangun sendiri secara gotong royong supaya cepat," ujarnya.

Angka tersebut diakui Basuki mencukupi dengan perhitungan kebutuhan rumah RISHA sekitar Rp 1 juta hingga Rp 1,5 juta per meter. Rumah RISHA yang berupa kolom-kolom membuat masyarakan bisa kembali memanfaatkan runtuhan bata dari rumah sebelumnya sebagai dinding.

"Jadi nggak semua baru," kata dia. Pembangun kembali rumah dengan kualitas rumah tahan gempa tetap dengan pendampingan para insinyur muda tersebut. 

Hal ini menindaklanjuti Instruksi Presiden Joko Widodo Nomor 5 Tahun 2018 tentang percepatan rehabilitasi dan rekonstruksi pasca bencana gempa bumi di Kabupaten Lombok Barat, Lombok Utara, Lombok Tengah, Lombok Timur, Kota Mataram dan wilayah lainnya yang juga terdampak di kawasan NTB.

Pemerintah menargetkan pada masa rehabilitasi dan rekonstruksi (rehab dan rekon) pasca gempa, pembangunan dan perbaikan rumah sudah dimulai 1 September 2018 dan akan selesai dalam waktu enam bulan. Rehab rekon rumah yang rusak dilakukan sendiri oleh masyarakat secara gotong royong, dengan pendampingan dari tenaga fasilitator. Rumah harus dibangun dengan kualitas yang lebih baik, mampu menahan guncangan gempa karena potensi gempa terjadi di masa mendatang tetap ada.

photo
Menteri PUPR Basuki Hadimuljono melepas 400 insinyur muda yang akan mendampingi pembangunan rumah korban gempa Lombok.

Sedangkan untuk sarana prasarana publik ditargetkan selesai pada akhir 2019. Perbaikan fasilitas umum ini seperti perkantoran, sekolah, rumah sakit, tempat ibadah  dilakukan secara kontraktual oleh Badan Usaha Milik Negara (BUMN) karya dan sedang dalam pengerjaan.

Basuki menegaskan, saat ini pihaknya mengutamakan para laki-laki. Bukan diskriminatif, ia meminta bagi insinyur perempuan harus mendaftar mengingat  situasi yang kurang mendukung di lokasi bencana.

"Nanti orang tua ada khawatir dan sebagainya, kalau perempuan harus mendaftar supaya dia dengan keinginan sendiri. Kalau laki-laki wajib ini," katanya.

Saat ini, total CPNS insinyur sipil Kementerian PUPR sebanyak 455 orang.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement