REPUBLIKA.CO.ID, SOLO -- Pemerintah Kota (Pemkot) Solo membuat program pinjaman tanpa agunan maksimal Rp 5 juta bagi pelaku Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM). Pinjaman tanpa agunan ini akan disalurkan melalui Bank Perkreditan Rakyat (BPR) Bank Solo.
Diharapkan melalui program tersebut para pelaku UMKM terbebas dari jeratan rentenir. Wali Kota Solo, FX Hadi Rudyatmo, mengatakan, selama ini pelaku UMKM di Solo terjerat rentenir.
Bahkan, dia mengaku orangtuanya juga menjadi korban rentenir pada 1966-1993. Karenanya, dia ingin agar warga Solo bebas dari jeratan rentenir. "Upayanya kami terus mendorong bunga lebih kecil dari yang lain," kata Rudy, sapaan akrabnya, di acara Sosialisasi Permodalan bagi UMKM melalui BPR Bank Solo, di Pendhapa Balai Kota Solo, Senin (27/8).
Langkah konkretnya, Pemkot Solo memberikan program kredit tanpa agunan dengan nilai maksimal Rp 5 juta melalui BPR Bank Solo yang merupakan Badan Usaha Milik Daerah (BUMD). Menurut Rudy, karena anggaran BPR Bank Solo berasal dari penyertaan modal dari Pemkot Solo, sehingga tidak masalah digunakan untuk pinjaman kepada pelaku UMKM.
Dia mengaku telah meminta BPR Bank Solo berkonsultasi kepada Otoritas Jasa Keuangan (OJK) dan hasilnya tidak ada masalah. Produk dari BPR Bank Solo antara lain, Kredit Melati dengan nominal pinjaman sampai Rp 25 juta. Besaran bunga ditetapkan sebesar 0,5 persen per bulan atau 6 persen per tahun.
"Kami memberikan kemudahan kepada pelaku UMKM yang ada di Solo ini kan tidak butuh modal cukup besar. Namun kalau untuk usaha akan kita dampingi terus supaya ada peningkatan hasil usaha," terang Rudy.
Direktur Utama BPR Bank Solo, Agung Riawan, menyatakan, program kredit tanpa agunan dengan nominal maksimal Rp 5 juta sudah fix. Menurutnya, BPR Bank Solo tetap akan melakukan pengecekan terhadap usaha pelaku UMKM yang mengajukan kredit.
Jika dipandang tidak perlu jaminan, ungkap Agung, maka bank tidak meminta jaminan. Namun, jika bank ragu, maka akan meminta jaminan.
Agung mencotohkan, pelaku UMKM mengajukan kredit Rp 5 juta, tetapi saat dicek ternyata hanya butuh modal Rp 2 juta. Maka, kata dia, bank hanya memberikan pinjaman Rp 2 juta.
"Jadi tidak serta merta walaupun Rp 5 juta tanpa jaminan, kami cek juga usahanya. Kami tidak mau uang itu dipakai untuk yang lainnya. Kan untuk modal kerja jangan sampai justru dibelikan sepeda motor," ucap Agung.
Selain Kredit Melati, BPR Bank Solo juga memiliki produk lainnya, antara lain Kredit Pegawai dan Kredit Berseri. Kredit Berseri nominal pinjamannya sampai dengan Rp 50 juta dengan bunga 6 persen per tahun.
Sementara itu, Kepala Dinas Koperasi dan UMKM Kota Solo, Nur Haryani, mengatakan, kegiatan sosialisasi permodalan tersebut merupakan program rutin Dinas Koperasi untuk mencarikan solusi permodalan yang dihadapi para UMKM di Solo. Selain sosialisasi, Dinas Koperasi juga memiliki program lain bagi UMKM, seperti pelatihan-pelatihan dan memfasilitasi pemasaran.
Sosialisasi tersebut merupakan keempat kalinya. Sebelumnya, sosialisasi juga melibatkan BPR Bank Solo. Sosialisasi tersebut diikuti oleh 200 pelaku UMKM.
"Kita berharap program yang diberikan Wali Kota untuk mencarikan solusi permodalan yang mudah dan murah bagi para UMKM," jelas Nur Haryani.
Selama ini, lanjutnya, permasalahan utama UMKM pasti tidak lepas dari permodalan. Di sisi lain, pemerintah pusat juga sudah memiliki program Kredit Usaha Rakyat (KUR) dengan bunga 7 persen setahun. Dia berharap BPR Bank Solo bisa memfasilitas permodalan yang dibutuhkan para UMKM.